ulasan
Cerita Luka yang Menjadi Kekuatan dalam Novel Scars and Other Beautiful Things

Yoursay.id - Scars and Other Beautiful Things, novel karya Winna Efendi yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2020. Novel berjumlah 296 halaman ini terinspirasi dari korban pemerkosaan yang dilakukan oleh mahasiswa Stanford University.
Novel Scars and Other Beautiful Things adalah sebuah novel yang penuh makna mendalam dan mengangkat kasus-kasus nyata yang sering terjadi di sekitar kita.
Menceritakan tentang Harper Simmons yang kehidupannya tercukupi oleh segalanya. Memiliki keluarga hangat, sahabat dan kekasih yang penyayang, dan prestasi yang gemilang.
Sampai suatu malam, pria bernama Scott Gideon merenggut itu semua. Kini, yang Harper miliki adalah malam-malam penuh mimpi buruk. Dirinya seperti terjebak dengan malam itu dan membuatnya frustasi karena jauh dari dirinya yang dulu.
Satu persatu hilang. Mulai dari tim debat yang menjadikannya memiliki prestasi gemilang, Harper memutuskan keluar dari tim tersebut. Dilanjut hubungannya dengan sahabatnya, Rachel yang semakin jauh dan tak menemukan titik temu.
Ketiga, hubungannya dengan Adam. Kekasihnya itu sangat baik dan menyayanginya namun tetap saja Harper tidak bisa. Ketika Adam menyentuhnya, memori malam itu kembali.
Terakhir, saudara kembarnya, Avery yang merasa bahwa kejadian yang menimpanya adalah kesalahannya dan hampir berhenti menjadi ballerina.
Kehidupan Harper tidak bisa lepas dari obat-obatan. Dia juga rutin mendatangi Dokter Lewis, psikolognya. Harper akui, dia lebih baik mendatangi Dokter Lewis daripada pergi ke sekolah mendengarkan gosip yang menuduhnya.
Scott Gideon tidak mengakui kejahatannya dan membuatnya hanya divonis penjara enam bulan. Itu tidak adil. Hidup Harper hancur tapi penjahat kekerasan seksual hanya mendapat hukuman enam bulan.
Ketika semuanya tidak seperti dulu, Harper bertemu dengan Jordan O'Malley, perempuan dengan kisaran umur tiga puluhan yang memiliki tempat penampungan hewan.
Harper mendedikasikan dirinya menjadi sukarelawan di sana walau bayaran tidak seberapa. Yang terpenting, dia melakukan hal-hal baru agar pikirannya tidak kemana-mana.
Pada saat Harper berhadapan dengan Miss Yarley mengenai kelanjutan pendidikan. Harper masih belum tahu apakah tetap melanjutkan pendidikannya atau berjalan sesuai rencana yang dia tentukan dulu bersama Adam. Paling penting, Standford University akan dia coret dari daftarnya.
Tatapannya berhenti pada brosur New York University. Itu adalah tempat Ibunya menempuh pendidikan sebelum bertemu dengan Ayahnya. Miss Yarley berkata bahwa New York University bukanlah pilihan yang buruk untuk melanjutkan kehidupan baru di sana.
Justru, beliau mendukungnya. Namun, bagaimana dengan keluarganya? Sahabatnya? Dan janji berkuliah di universitas yang sama dengan kekasihnya?
Untuk tahu bagaimana kelanjutannya, kamu bisa membaca novel ini agar menemukan jawaban dari semua pertanyaan di atas.
Winna Efendi berhasil membuat tulisan memukau karena mengambil kasus pemerkosaan yang sering terjadi dan memberitahu realita yang dialami oleh korban dan pelaku yang kerap tidak mengakui kejahatannya.
Banyak pelajaran yang diambil dari novel ini. Berkata untuk mengikhlaskan itu mudah namun kenyataannya itu adalah hal yang sulit dilakukan.
Mengambil latar belakang luar negeri, yaitu California atau lebih spesifik lagi, Sonoma Country karena novel ini terinspirasi dari artikel kasus pemerkosaan yang telah dibaca Winna Efendi. Dalam novel tersebut, pembaca jadi merasakan frustasi dan ikut hampa dengan apa yang telah dialami Harper Simmons.
Penulis juga menambahkan informasi tambahan mengenai kontak apabila ingin melaporkan kekerasan seksual dalam novelnya. Itu memudahkan pembaca dan menambah pengetahuan apabila mendapati kasus serupa.
Novel ini menggunakan gaya bahasa yang nyaman dibaca dan tidak dilebih-lebihkan. Struktur kalimat juga sempurna, tidak ada celah untuk mengatakan novel ini tidak layak dibaca.
Semakin banyak penulis yang peduli dengan kasus kekerasan seksual, akan semakin banyak juga pembaca yang ikut peduli menyuarakannya.
Secara keseluruhan, novel ini layak dibaca oleh siapapun. Yang paling ditekankan dalam novel ini adalah semua yang terjadi pada korban, bukanlah kesalahan korban, melainkan kesalahan pelaku yang tidak tahu aturan dan bersikap seperti anjing liar.