hobi
Piala Presiden 2025 dan Bukti Kebenaran Saran Eks Pemain Timnas Terkait Regulasi Pemain Asing

Yoursay.id - Beberapa waktu lalu, pihak penyelenggara Liga Indonesia atau yang saat ini dikenal dengan nama I-League memutuskan bakal adanya penambahan kuota pemain asing untuk setiap klub yang berlaga di Supe League musim mendatang.
Dari semula hanya maksimal 8 pemain dan 6 di antaranya bisa dimainkan bersamaan, maka untuk musim mendatang setiap klub yang menjadi partisipan di kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia tersebut bisa memiliki hingga 11 pemain sekaligus, yang mana 8 di antaranya bisa dimainkan berbarengan.
Keputusan ini tentunya menimbulkan pro dan kontra, yang mana salah satunya, dengan penambahan kuota pemain asing tersebut akan membuat para pemain asli dari tanah air akan semakin kesulitan untuk bisa mendapatkan menit bermain.
Bahkan, terkait dengan polemik tersebut, salah satu eks pemain Timnas Indonesia, Rudolf Yanto Basna sampai urun pikiran. Sepertimana dilansir laman Suara.com (9/7/2025), pemilik 14 caps bersama Timnas Indonesia tersebut menilai, penambahan kuota pemain asing hingga sebelas pemain, haruslah disertai dengan peningkatan kualitas yang mereka miliki.
Menurut pemain Persewar yang kini berusia 30 tahun tersebut, para pemain asing tersebut haruslah setidaknya telah memperkuat Timnas negaranya masing-masing minimal sebanyak tiga kali. Sebuah pemikiran yang cukup brilian, karena jika niatan utama penambahan pemain asing tersebut adalah untuk peningkatan kualitas liga, maka harus dimulai terlebih dahulu dengan kualitas para pemainnya.
Dan kejadian terkini, yakni gelaran Piala Presiden 2025 yang baru saja usai seolah membenarkan apa yang disampaikan oleh Yanto Basna tersebut. Pasalnya, dalam turnamen pramusim yang melibatkan empat tim dari dalam negeri dan dua tim dari luar negeri tersebut, tim-tim yang mewakili tuan rumah sama sekali tak berdaya saat berjumpa dengan dua tim undangan.
Persib Bandung, Dewa United, dan Arema FC yang menjadi representasi klub Indonesia di turnamen kali ini, selalu menelan kekalahan ketika berjumpa dengan Port FC atau Oxford United. Padahal kita ketahui bersama, di klub-klub tersebut, bercokol para pemain asing, yang tentu saja gahar saat membela klubnya di gelaran Liga Indonesia musim lalu.
Uniknya, hal berbeda justru ditunjukkan oleh Port FC di laga final kemarin. Sama halnya dengan klub-klub asal Indonesia, di Liga Thailand pun penggunaan pemain asing diperbolehkan. Namun, dalam pandangan saya, Port FC ini mendatangkan para pemain asing yang tak sembarangan.
Kebanyakan dari mereka, adalah pemain yang pernah bertarung di level Timnas masing-masing, seperti halnya yang disarankan oleh Yanto Basna di atas. Okelah, untuk klub-klub benua Asia, terlebih Asia Tenggara, untuk mendapatkan para pemain asing dari kawasan benua Amerika atau Eropa yang memiliki caps bersama Timnasnya adalah sebuah hal yang cukup sulit, namun Port FC mengakalinya dengan mendatangkan para pemain dari benua Asia, yang kebanyakan dari mereka pernah bermain bagi negaranya.
Seperti misal, menyadur laman transfermarkt, nama-nama pemain seperti Michale Falkesgaard dari Filipina, Irfan Fandi dari Singapura, Rebin Sulaka dari Irak, Asnawi Mangkualam dari Indonesia, semuanya pernah atau bahkan sampai saat ini masih menjadi andalan dari Timnas negara masing-masing.
Sementara Brayan Perea yang menjadi pencetak gol kemenangan Port FC atas Oxford United, meskipun saat ini posisinya di Timnas Kolombia senior tersisih, namun dirinya pernah menjadi bagian dari Timnas Kolombia U-20 di pertengahan dekade 2010an dan mencatatkan 11 pertandingan dengan donasi 1 gol.
Dan yang paling penting tentu bukan hanya retorika dan statistik masa lampau. Dengan kualitas para pemain berlevel Timnas di negara masing-masing, Port FC pun membuktikannya secara nyata di partai final Piala Presiden 2025 dengan mengalahkan Oxford United, bahkan meskipun mereka bermain dengan 10 pemain sekalipun.
Karena apa? Ya tentu saja karena dengan minimal pernah bermain bersama Timnas sebuah negara, maka para pemain yang membela Port FC tersebut juga sudah terseleksi kualitasnya secara tidak langsung bukan?