Lifestyle
Fenomena 'Kaya Lewat Jalur Gemini': Jalan Pintas Gaul ala Netizen

Yoursay.id - Media sosial ramai lagi dengan tren baru yang disebut “jalur Gemini”. Awalnya, istilah ini muncul dari warganet yang penasaran bagaimana wajah mereka terlihat kalau diubah oleh AI Gemini. Mereka cukup memberi instruksi sederhana, lalu AI otomatis membuat versi baru dari foto tersebut.
Bukan sekadar memperhalus foto, Gemini diminta untuk menjadikan seseorang terlihat super tajir, lengkap dengan perhiasan emas, berlian, mobil sport, atau rumah mewah. Dari situlah lahir ungkapan “kaya lewat jalur Gemini”.
Kaya atau Miskin, Semua Bisa Dibuat AI
Contoh yang sering muncul di Threads, orang mengunggah foto biasa, lalu menuliskan narasi seperti: “Jangan ubah wajah, buatlah gadis ini terlihat kaya raya tajir melintir.” Hasilnya? Foto sederhana berubah jadi potret ala sosialita, lengkap dengan aksesoris glamor yang terlihat nyata.
Namun tren ini berkembang lebih jauh. Ada juga warganet yang penasaran dengan versi sebaliknya, “miskin lewat jalur Gemini”. Hasil editannya pun viral. Dari foto biasa, seseorang bisa terlihat duduk di rumah reyot dengan dinding mengelupas, memakai baju lusuh, atau hanya ditemani gelas kaleng sederhana.
Dua versi ini sama-sama mengundang tawa, tapi juga memunculkan diskusi serius. Fenomena ini menunjukkan bagaimana AI bisa dipakai bukan hanya untuk hiburan, tapi juga untuk menyindir realitas sosial.
Kenapa Penting?
Kata-kata seperti “jalur Gemini” menggambarkan perubahan pola komunikasi visual di media sosial. Kalau dulu pencitraan kaya butuh usaha besar: dari properti, kamera, hingga biaya produksi, kini cukup dengan satu prompt sederhana, siapa pun bisa terlihat seperti miliarder.
Sebaliknya, versi “miskin” menunjukkan betapa mudahnya AI dipakai untuk memvisualisasikan kesederhanaan yang ekstrem.
Bagi Gen Z, istilah ini juga jadi bahasa gaul baru. Ungkapan “kaya lewat jalur Gemini” dipakai untuk bercanda pada teman yang suka pamer. Sementara “miskin lewat jalur Gemini” jadi cara untuk menertawakan realitas sehari-hari, atau sekadar bikin konten iseng.
Fenomena ini pada akhirnya memperlihatkan dua hal. Pertama, AI kini sudah masuk jauh ke budaya populer, bukan cuma dipakai untuk kerja serius, tapi juga untuk bahan hiburan. Kedua, tren ini bisa jadi cermin keresahan sosial.
Dengan cara ringan, anak muda sedang menyentuh soal kesenjangan: ada yang terlihat kaya raya, ada pula yang terjebak dalam kemiskinan, semua bisa diwujudkan hanya lewat editan AI.
Meski sebagian besar hanya dianggap lucu-lucuan, “jalur Gemini” penting diperhatikan. Ia membuka ruang baru bagi kita untuk memahami bagaimana generasi digital menertawakan kenyataan lewat teknologi.
Entah lewat versi kaya atau miskin, yang jelas tren ini membuktikan bahwa humor, kreativitas, dan kritik sosial kini bisa lahir hanya dengan satu klik.