ulasan
Review Film Short Term 12: Luka Enggak Terlihat, dan Harapan yang Tumbuh

Yoursay.id - Kita seringkali mengira, cerita paling menyentuh datang dari tragedi besar yang mengguncang dunia. Namun, ‘Short Term 12’ membuktikan, justru dalam momen-momen kecil, seperti halnya tatapan mata, pelukan yang terlambat diberikan, atau suara tawa yang disembunyikan di balik luka, tersimpan kisah yang jauh lebih menyayat sekaligus menghanyutkan.
Disutradarai dan ditulis Destin Daniel Cretton (pernah bikin Film Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings), film ini merupakan pengembangan dari film pendek berjudul sama yang sebelumnya meraih penghargaan di Sundance Film Festival 2009. Versi panjangnya meski tampak dibuat dengan bujet minimalis, tapi mampu ngasih dampak emosional yang jauh lebih besar dari ekspektasi.
Terbukti, penayangannya meraih penghargaan di SXSW Film Festival. Memangnya berkisah tentang apa sih? Yuk, kepoin lebih lanjut!
Sekilas tentang Short Term 12
Film yang bisa Sobat Yoursay tonton di KlikFilm ini ceritanya ada di rumah penampungan bernama Short Term 12, tempat tinggal sementara untuk para remaja yang nggak bisa tinggal bersama keluarganya.
Mereka adalah anak-anak yang hidupnya digores trauma. Ada yang mengalami kekerasan, penelantaran, hingga gangguan kesehatan mental. Di balik tembok sederhana rumah itu, ada upaya kecil-kecil yang dilakukan untuk menjaga kewarasan dan membangun kepercayaan, sedikit demi sedikit.
Sobat Yoursay akan diperkenalkan dengan Grace (diperankan Brie Larson), staf muda yang sudah cukup lama bekerja di sana. Bersama pasangannya, Mason (John Gallagher Jr.), mereka berusaha untuk nggak cuma jadi pengasuh, tapi juga teman, pendengar, sekaligus penolong saat para remaja (yang dititipkan) ingin kabur atau tenggelam dalam amarahnya sendiri.
Namun, seperti yang akan kita lihat, Grace nggak hanya hadir sebagai penyelamat. Di balik ketegasannya, Dia juga menyimpan luka yang belum sepenuhnya sembuh. Apa itu? Tontonlah sendiri di KlikFilm!
Impresi Selepas Nonton Film Short Term 12
Dua remaja yang cukup menonjol dalam cerita ini adalah Marcus (diperankan Keith Stanfield dalam performa yang sangat mengharukan) dan Jayden (Kaitlyn Dever yang juga tampil oke).
Marcus adalah anak laki-laki yang usianya hampir cukup untuk keluar dari rumah itu. Ya, meski secara umur dia dianggap siap menghadapi dunia luar, secara emosional Marcus masih bergumul hebat dengan trauma masa lalunya. Salah satu adegan terbaik dan paling menyayat, ketika Marcus melakukan rap tentang masa kecilnya yang penuh penderitaan. Adegan itu bukan hanya kuat secara naratif, tapi juga emosional; penuh luka, tapi tanpa melebih-lebihkan.
Sementara Jayden, pendatang baru yang sangat tertutup dan mudah tersulut. Di balik sikap kasarnya, dia menyembunyikan rasa sakit yang perlahan-lahan dibuka lapis demi lapis. Keduanya memiliki dinamika unik yang membuat diriku (sebagai penonton) sadar, kadang, ‘mereka yang paling keras kepala’ adalah yang paling butuh untuk dipeluk.
Dan, bagaimana film ini nggak bercerita soal anak-anak yang bermasalah doang, tapi juga para penjaga yang ternyata sama rapuhnya, ini tuh bagian terbaiknya. Ya, Grace, meski tampak kokoh, sebenarnya sedang berada di titik rapuh dalam hidupnya. Dia hamil dan berencana melakukan aborsi, keputusan yang dipendam sendiri, bahkan kepada Mason. Dan lebih dari itu, dia masih dihantui bayang-bayang masa kecilnya sendiri yang kelam.
Melalui Grace, film ini seperti ingin berkata: Nggak semua luka tampak di permukaan. Dan justru karena Grace pernah merasakan betapa beratnya menyembuhkan diri, dia bisa hadir sebagai sosok yang lebih peka pada luka yang dialami orang lain.
Meski dipenuhi karakter yang sedang terluka, film ini nggak berakhir di lorong yang gelap. Sebaliknya, Film Short Term 12 menutup ceritanya dengan lembut dan penuh harapan. Nggak semua masalah selesai. Nggak semua luka sembuh. Namun, jelas ada langkah kecil menuju pemulihan, dan itu sudah cukup untuk membuat diriku tersenyum saat filmnya tamat.
‘Short Term 12’ salah satu film yang akan tinggal di benak diriku. Karena ‘Short Term 12’ mampu mengguncang hati dengan cara yang paling tulus.
Skor: 4/5