News
Sosok Benjamin Paulus Octavianus, Dokter Spesialis Paru yang Jadi Wamenkes

Yoursay.id - Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Benjamin Paulus Octavianus sebagai Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) pada 8 Oktober 2025 di Istana Negara, Jakarta.
Pelantikan ini menambah posisi wakil menteri kesehatan menjadi dua orang, mendampingi Dante Saksono Harbuwono yang masih menjabat di kabinet Merah Putih periode 2024–2029.
Benjamin, yang dikenal sebagai dokter spesialis paru (pulmonologi), dipercaya untuk membantu memperkuat koordinasi lintas program di Kementerian Kesehatan (Kemenkes), terutama dalam mempercepat pencapaian target kesehatan nasional seperti eliminasi tuberkulosis (TBC).
Fokus tersebut sejalan dengan prioritas utama pemerintah di sektor kesehatan. Pelantikan Benjamin tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 32 M Tahun 2025 tentang pemberhentian dan pengangkatan wakil menteri.
Dengan latar belakang medis dan pengalaman birokrasi yang kuat, sosok Benjamin diharapkan membawa nafas baru dalam tata kelola kebijakan kesehatan nasional.
Karier dan Kiprah di Dunia Kesehatan
Benjamin Paulus Octavianus bukan nama baru di dunia medis maupun pemerintahan. Sebelum menjadi Wamenkes, ia menjabat sebagai Staf Khusus Menteri Pertahanan bidang kesehatan saat Prabowo masih menjabat sebagai Menhan.
Dalam dunia politik, ia merupakan kader Partai Gerindra dan pernah menduduki posisi Wakil Ketua Umum Bidang Kesehatan DPP Partai Gerindra.
Karier profesionalnya di bidang medis dimulai sejak menyelesaikan pendidikan kedokteran pada 1994. Ia berpraktik sebagai dokter umum, lalu mendalami bidang pulmonologi dan kedokteran respirasi, menjadikannya salah satu spesialis paru yang cukup dikenal di Indonesia.
Benjamin juga aktif di berbagai organisasi profesi seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).
Selain itu, ia menjabat sebagai Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Kesehatan Indonesia Raya (Kesira), organisasi di bawah naungan Gerindra yang fokus pada layanan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu.
Latar Belakang Pendidikan dan Profesionalisme
Benjamin menempuh pendidikan kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI), Jakarta, dan lulus pada 1994. Ia kemudian melanjutkan pendidikan spesialis pulmonologi di Universitas Brawijaya, Malang, yang diselesaikannya pada 2004.
Ia menyandang gelar Sp.PKR (Spesialis Paru dan Kedokteran Respirasi) dan FISR (Fellow of Indonesian Society of Respirology) — sebuah pengakuan atas kompetensinya di bidang paru dan pernapasan. Kombinasi latar pendidikan ini menjadikannya ahli di bidang penanggulangan penyakit paru, TBC, dan gangguan respirasi kronis.
Dalam praktik kedokteran, Benjamin tercatat aktif di beberapa rumah sakit di Jakarta seperti RS Pantai Indah Kapuk (PIK), RS Royal Taruma, dan RS Graha Kedoya. Dedikasinya dalam memberikan pelayanan medis juga terlihat dari keterlibatannya dalam program sosial kesehatan berbasis komunitas di Jakarta Barat.
Fakta Menarik dan Kehidupan Pribadi
Lahir pada 13 September 1963 di Malang, Jawa Timur, Benjamin berasal dari keluarga religius. Ia merupakan putra Pendeta Petrus Octavianus, pendiri Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia (YPPII) di Batu, Malang.
Latar belakang keluarga yang religius ini disebut turut membentuk karakter dan motivasinya dalam melayani masyarakat.
Di luar karier profesional, Benjamin dikenal aktif dalam kegiatan sosial seperti penyuluhan kesehatan, pemeriksaan gratis, dan kampanye pencegahan TBC bagi masyarakat kurang mampu.
Ia juga dikenal vokal dalam menyuarakan peningkatan pelayanan kesehatan nasional dan kesiapan sistem kesehatan menghadapi pandemi.
Dalam setiap kiprahnya, Benjamin selalu menekankan pentingnya sinergi antara tenaga medis, pemerintah, dan masyarakat untuk menciptakan sistem kesehatan yang tangguh dan merata di seluruh Indonesia.
Dengan latar belakang medis yang kuat, pengalaman organisasi, dan komitmen pada pelayanan publik, Benjamin Paulus Octavianus diyakini akan menjadi penggerak baru dalam memperkuat sektor kesehatan nasional.
Di bawah arahan Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Kesehatan, ia diharapkan mampu membawa inovasi dan mempercepat pencapaian target Indonesia bebas TBC serta peningkatan layanan kesehatan masyarakat.