News
Rekam Jejak Ahmad Dofiri, Jenderal Pemecat Ferdy Sambo yang Kini Dipercaya Prabowo Reformasi Polri

- Presiden Prabowo menunjuk Komjen (Purn) Ahmad Dofiri, lulusan terbaik Akpol 1989, sebagai Penasihat Khusus untuk memimpin agenda reformasi Polri.
- Kredibilitas Dofiri sangat tinggi karena perannya sebagai pemimpin sidang etik yang memecat Ferdy Sambo dan komitmennya memberantas kejahatan jalanan (klitih) saat menjadi Kapolda.
- Berdasarkan LHKPN terakhir, Ahmad Dofiri memiliki total kekayaan bersih Rp7,3 miliar yang terdiri dari properti, kendaraan, dan kas, tanpa memiliki catatan utang.
Di tengah sorotan publik terhadap institusi kepolisian, Presiden Prabowo Subianto membuat langkah strategis dengan menunjuk satu nama yang rekam jejaknya tak main-main: Komisaris Jenderal (Purn) Ahmad Dofiri.
Ia resmi dilantik sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Keamanan, Ketertiban Masyarakat, dan Reformasi Kepolisian pada Rabu (17/9/2025).
Bagi publik, nama Ahmad Dofiri mungkin paling lekat dengan satu momen krusial yang mengguncang Korps Bhayangkara: saat ia dengan tegas memimpin sidang yang berujung pada pemecatan Ferdy Sambo.
Kini, jenderal yang sama dipercaya masuk ke lingkaran terdalam Istana untuk mengemban misi yang jauh lebih besar. Siapakah sebenarnya sosok Ahmad Dofiri dan mampukah ia menjawab ekspektasi publik untuk mereformasi Polri?
Jejak Jenderal Tegas Lulusan Terbaik Akpol

Lahir di Indramayu, Jawa Barat, pada 4 Juni 1967, Ahmad Dofiri bukanlah perwira biasa. Ia adalah lulusan terbaik Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1989 dan berhasil meraih penghargaan Adhi Makayasa, sebuah simbol supremasi bagi taruna paling berprestasi.
Karier cemerlangnya terbentang di berbagai posisi strategis, membuktikan kapabilitasnya yang di atas rata-rata. Ia pernah menjabat sebagai Kapolres Bandung, Kapolda DIY, Kapolda Jawa Barat, Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri, hingga Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri sebelum memasuki masa pensiun.
Namun, kredibilitasnya sebagai penegak aturan benar-benar diuji saat ia memimpin Sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) untuk kasus Ferdy Sambo pada Agustus 2022.
Di hadapan seluruh Indonesia, Dofiri dengan lantang membacakan putusan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH). Ketegasannya memecat seorang jenderal bintang dua yang sangat berkuasa saat itu menjadi bukti integritasnya yang tak bisa ditawar.
Dari Pemberantas 'Klitih' hingga Penasihat Presiden
Sebelum namanya menggema di panggung nasional karena kasus Sambo, Ahmad Dofiri telah menorehkan jejak kepemimpinan yang kuat di level daerah.
Saat menjabat sebagai Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (2016-2019), ia dikenal sangat getol memberantas fenomena kejahatan jalanan yang meresahkan, atau yang populer disebut klitih.
Dofiri tak segan menginstruksikan patroli masif dan penindakan hukum tanpa kompromi terhadap para pelaku.
Komitmennya dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di level akar rumput ini membentuk reputasinya sebagai pemimpin yang tidak hanya tegas di level elite, tetapi juga peduli pada masalah konkret di masyarakat.
Pengalaman inilah yang membuatnya memahami betul denyut nadi keamanan dari berbagai lapisan.
Kini, dengan segudang pengalaman tersebut, ia dipanggil oleh Presiden Prabowo untuk menjalankan tugas yang lebih fundamental: memberikan saran dan merumuskan peta jalan reformasi Polri.
![Ahmad Dofiri [Polisi_Indonesia via IG]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/09/17/54143-ahmad-dofiri.jpg)
Mengintip Harta Kekayaan: Aset Miliaran Tanpa Utang
Sebagai pejabat publik, transparansi kekayaan menjadi salah satu tolok ukur integritas. Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dilaporkan ke KPK pada 1 Mei 2024 (untuk periodik 2023), Ahmad Dofiri tercatat memiliki total kekayaan bersih sebesar Rp7.320.000.000 (Rp7,3 miliar).
Yang menarik, dalam laporannya, Dofiri tidak tercatat memiliki utang sama sekali. Berikut rincian aset utamanya:
- Tanah dan Bangunan (Rp4,95 Miliar): Terdiri dari lima bidang properti yang tersebar di Tangerang, Tangerang Selatan, Bandung Barat, dan Indramayu (warisan).
- Alat Transportasi (Rp800 Juta):
- Mobil Toyota Hard Top Jeep (1981)
- Mobil Honda HRV (2018)
- Mobil Toyota Innova Zenix (2022)
- Harta Bergerak Lainnya: Rp200 Juta
- Kas dan Setara Kas: Rp1,37 Miliar
Misi Berat di Pundak sang Penasihat
Penunjukan Ahmad Dofiri sebagai Penasihat Khusus bukanlah sekadar jabatan seremonial. Ini adalah sinyal kuat dari Presiden Prabowo bahwa reformasi di tubuh Polri menjadi salah satu prioritas utama pemerintahannya.
Tugas Dofiri tidaklah mudah. Ia harus mampu memberikan masukan strategis untuk memperbaiki berbagai aspek, mulai dari kultur organisasi, peningkatan profesionalisme, transparansi, akuntabilitas, hingga memulihkan kepercayaan publik yang kerap naik-turun.
Dengan rekam jejaknya yang tegas, cerdas, dan berintegritas, harapan besar kini disematkan di pundaknya. Publik menanti apakah "tangan dingin" jenderal pemecat Ferdy Sambo ini mampu membawa perubahan nyata dan mewujudkan Polri yang Presisi dan dicintai rakyatnya.