News
Proses Penari Pagelaran Sabang Merauke 2025 Disaksikan Langsung di Jogja

Yoursay.id - Setelah dua bulan latihan intensif, para penari Pagelaran Sabang Merauke - The Indonesia Broadway menampilkan Public Preview : Segmen dari berbagai daerah di Pulau Sumatera (All Sumatera) di Graha Wana Bakti Yasa, Yogyakarta pada 25 Juli 2025.
Acara ini disaksikan langsung oleh masyarakat dan menjadi momentum penting dalam persiapan menuju pentas utama yang akan digelar di Indonesia Arena, Jakarta, pada 23 dan 24 Agustus 2025 mendatang.
Public preview ini tidak hanya menjadi ajang evaluasi kekompakan para penari dan tim kreatif, tetapi juga membuka kesempatan bagi publik untuk menyaksikan lebih dekat bagaimana energi, semangat, dan detail koreografi disiapkan dengan cermat. Antusiasme masyarakat yang hadir menambah antusias latihan terbuka ini.
Silvi Liswanda, Wakil Presiden Direktur & Deputy CEO iForte sekaligus Executive Producer PSM, mengungkapkan kebanggaannya “Dari total 351 penari, sebanyak 167 penari menampilkan segmen All Sumatera sebagai cuplikan kemegahan Pagelaran Sabang Merauke nanti di bulan Agustus. Masih ada waktu satu bulan menuju pementasan utama, dan kami masih menyiapkan banyak kejutan. Melalui public preview ini ingin mengajak masyarakat merasakan antusiasme, semangat, dan energi para penari yang berlatih hingga sembilan jam setiap harinya.”
Rusmedie Agus, Sutradara Pagelaran Sabang Merauke sejak 2022, menambahkan bahwa preview ini hanya menampilkan sebagian kecil dari keseluruhan cerita besar Hikayat Nusantara “Scene All Sumatera ini baru merepresentasikan sekitar 30% dari keseluruhan pertunjukan.
Dalam segmen ini, karakter Yuyu Kangkang bersama pasukan Buto Gedrug, Buto Wayang Orang, dan siluman Yuyu hadir sebagai antagonis yang menjadi simbol bahaya laten. Selain itu, ada kisah Malin Kundang yang dihidupkan kembali oleh Kanastren, istri Semar dari wujud batu menjadi manusia, yang kemudian ingin mengadakan karnaval besar di Pulau Andalas sebagai bentuk permintaan maaf pada ibundanya.”
Karnaval dimulai dengan rangkaian tarian tradisional dari Aceh hingga Lampung, seperti Ratoh Djaroe, Seudati, Rapa’i Geleng, Lompat Batu, Tor-Tor, Tari Cawan, Tradisi Anak Jambi, Zapin, dan Melayu, yang dikolaborasikan dengan tarian modern seperti jazz latin, balet, dan hip hop dengan iringan lagu Bungong Jeumpa (Aceh), Butet dan Rambadia (Sumatera Utara), Injit-Injit Semut (Jambi), Pak Pung Pak Mustafa (Riau), Gending Sriwijaya (Sumatera Selatan), Pang Lipang Dang (Lampung), dan Kambanglah Bungo (Sumatera Barat) dan ditutup dengan dengan lagu Pulau Andalas Bersatu, yang diarransemen dengan apik oleh Elwin Hendrijanto sebagai music director, yang bekerja sama dengan para musisi tradisional nusantara yang dipimpin oleh Kidung Basuki.
Sandhidea Cahyo Nurpati, Lead Koreografer Pagelaran Sabang Merauke menjelaskan bahwa segmen ini menampilkan 35 koreografi dari hampir 100 nomor koregrafi yang masih terus dikembangkan.
“Demi menjaga otentisitas dan spirit gerak tari daerah, kami melakukan riset langsung ke masing-masing daerah. Tantangan terbesarnya adalah memadukan ragam gerak tari Melayu dengan tarian modern, menyesuaikan tuntutan cerita yang dibawakan oleh para penari yang berasal dari latar tradisi berbeda-beda.”
Para penari pun turut merasakan pengalaman mendalam selama proses latihan. Aljufikar Rahawarin, perwakilan penari asal Papua, menyampaikan “Bagi kami proses latihan adalah kawah candradimuka dimana kami mengasah diri menjadi semakin tajam serta semakin menambah kecintaan pada seni tradisi dan kebudayaan nusantara”.
Hal senada diungkapkan Nindi Syafura, penari asal Aceh “Ini proses yang seru dan menyenangkan bertemu dengan seluruh penari dari penjuru Nusantara dengan berbagai latar belakang yang berbeda. Dalam proses ini, para penari menjalin keterikatan rasa sehingga menjadikan kami layaknya sebuah keluarga”
Pagelaran kali ini juga diperkaya visual dengan kostum-kostum spektakuler hasil kolaborasi dengan Jember Fashion Carnival dan Pesona Gondanglegi. Khususnya pada scene “All Sumatera”, hadir kostum Gajah Putih dan Harimau Sumatera yang memperkuat imajinasi cerita. Untuk pertama kalinya, Barongsai Kong Hahong, yang telah meraih gelar juara dunia, juga turut tampil menambah warna cerita pada scene Sumatera Selatan.
Sejumlah seniman ternama juga terlibat dalam latihan ini, Indra Bekti kembali berperan sebagai Bagong, Risang Januar Wendo sebagai Petruk, dan Zahara Christie (Zee)
sebagai perwakilan generasi muda. Sruti Respati hadir sebagai Kanastren, sementara itu Priyo Oktaviano, Lead Penata Busana PSM, Anggoro Kancil koordinator dari sanggar kostum tari seluruh Indonesia turut hadir bersama para desainer kenamaan seperti Era Soekamto, Wilsen William, Adechan dan Temma Prasetyo. Pada pagelaran kali ini, total terdapat 19 desainer ternama Indonesia yang terlibat dalam perancangan kostum spektakuler.
Ferdinandus Aming Santoso, Presiden Direktur & CEO iForte dan Protelindo Group, menyampaikan harapannya “Melalui cerita rakyat dan seni budaya yang ditampilkan dalam Pagelaran Sabang Merauke – The Indonesian Broadway: Hikayat Nusantara, kami berharap dapat menginspirasi masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, untuk kembali mengingat nilai-nilai luhur sosial dan budaya yang membentuk karakter bangsa. Lebih dari itu, kami ingin mengajak mereka untuk lebih mengenal, mencintai, dan melestarikan keindahan serta keberagaman seni budaya Indonesia, yang hanya Indonesia yang punya”