Lifestyle
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?

Yoursay.id - Ada kabar super membanggakan dari dunia perfilman kita! Film fiksi ilmiah romantis yang baru saja bikin baper se-Indonesia, "Sore: Istri dari Masa Depan", resmi terpilih menjadi wakil Indonesia untuk bertarung di ajang paling bergengsi sejagat raya: Academy Awards ke-98 alias Piala Oscar!
Film garapan sutradara Yandy Laurens ini akan berjuang di kategori Best International Feature Film, bersaing dengan film-film terbaik dari seluruh dunia. Keputusan ini jadi angin segar sekaligus memikul harapan besar dari seluruh pencinta film Tanah Air.
Perjalanan Cinta Lintas Waktu yang Bikin 3 Juta Penonton Baper
Buat yang mungkin belum nonton, "Sore" ini bukan film cinta biasa. Ceritanya diangkat dari serial web populer dengan judul yang sama. Kisahnya tentang Jonathan (diperankan Dion Wiyoko), seorang fotografer asal Indonesia yang lagi galau di Kroasia.
Tiba-tiba, hidupnya diobrak-abrik oleh kehadiran Sore (diperankan Sheila Dara Aisha), seorang perempuan misterius yang ngaku sebagai istrinya dari masa depan.
Dengan tema cinta, takdir, dan kesempatan kedua yang dibalut fiksi ilmiah, film ini berhasil menyedot lebih dari tiga juta penonton di bioskop. Sebuah pencapaian luar biasa yang membuktikan kalau cerita unik dan berkualitas punya tempat di hati penonton Indonesia.
Perjuangan Panjang Menuju Nominasi Oscar
"Sore" kini menjadi film Indonesia ke-27 yang dikirim ke ajang Oscar. Tapi, perjuangannya masih sangat panjang dan terjal. Kenapa? Karena, jujur saja, rekam jejak Indonesia di Oscar itu belum begitu "kinclong".
Sejak pertama kali ikut serta pada tahun 1987 dengan film legendaris "Nagabonar", sampai sekarang, belum ada satu pun film Indonesia yang berhasil lolos masuk ke dalam daftar lima nominasi akhir. Bahkan, kita pernah kena diskualifikasi di tahun 1988 karena filmnya nggak punya subtitle bahasa Inggris!
Sutradara seperti Nia Dinata dan Garin Nugroho masing-masing sudah pernah mengirimkan dua filmnya, tapi hasilnya masih sama. Jadi, beban dan harapan yang dipikul oleh "Sore" ini benar-benar besar.
Bisa Nggak Sih, 'Sore' Pecah Telur?
Pertanyaannya sekarang, bisakah "Sore" menjadi film pertama yang memecahkan "kutukan" dan menembus nominasi Oscar?
Produser Suryana Paramita dan sutradara Yandy Laurens sama-sama mengungkapkan rasa syukurnya. "Ini menjadi bentuk kepercayaan tinggi terhadap karya kami," kata Yandy.
Banyak yang optimis. "Sore" punya modal yang kuat: cerita yang universal tapi unik, kualitas produksi yang ciamik (syutingnya sampai di Kroasia dan Finlandia!), dan yang terpenting, sudah terbukti dicintai oleh penonton di negeri sendiri.
Kini, nasibnya ada di tangan Academy of Motion Picture Arts and Sciences. Mari kita doakan bareng-bareng semoga perjalanan "Sore" di panggung dunia bisa berjalan lancar dan membawa pulang kabar baik yang sudah kita tunggu-tunggu selama puluhan tahun. Yuk, bisa yuk!