Hobi
Piala Dunia U-17 dan Panggung Nova Arianto Mereduksi PR Besar dari Piala Asia U-17

Yoursay.id - Setelah bermain di Piala Asia U-17 awal tahun lalu, Nova Arianto akan kembali mendampingi anak asuhnya di next level challenge tournament berlabel Piala Dunia U-17.
Berdasarkan jadwal yang dirilis oleh FIFA, Pasukan Garuda Muda memulai pertarungan pertamanya dengan melawan perwakilan benua Afrika, Zambia pada Selasa (4/11/2025).
Bagi sang sang pelatih maupun Timnas Indonesia, pertandingan melawan Zambia ini bukanlah sebuah pertarungan yang biasa saja.
Pasalnya, pertandingan melawan Zambia ini juga menjadi ajang show-off bagi coach Nova Arianto dalam memperbarui mekanisme permainan anak asuhnya yang sempat mendapatkan PR besar saat pulang dari gelaran Piala Asia U-17 lalu.
Pada laga melawan Korea Utara, permainan Timnas Indonesia saat itu dapat dikatakan sama sekali tak berkembang dan justru menjadi samsak empuk bagi tim asal Semenanjung Joseon tersebut.
Setelah berhasil menunaikan tugasnya di fase penyisihan grup dengan sangat luar biasa, di mana Skuat Garuda Muda berhasil menjadi juara grup dengan menyapu bersih semua poin di tiga laga yang dijalani, Pasukan Muda Merah Putih justru tampil antiklimaks saat bersua Korea Utara.
Skema permainan yang diterapkan oleh Nova Arianto kepada anak asuhnya, menjadi lumpuh total di laga tersebut. Korea Utara yang sejatinya memiliki kualitas tak seapik Korea Selatan yang dikalahkan oleh Indonesia di fase grup, justru menemukan antitesis permainan Indonesia dengan menerapkan sistem high pressing.
Di sepanjang pertarungan tersebut, Korea Utara selalu memberikan tekanan kepada siapapun pemain Indonesia yang mendapatkan bola, sehingga membuat pakem dan pola yang diskemakan sang pelatih sama sekali tak berjalan.
Imbasnya tentu saja kita ingat betul, Indonesia yang selalu mendulang kemenangan di tiga laga fase grup melawan Korea Selatan, Yaman dan Afghanistan, justru harus bertekuk lutut dengan gelontoran enam gol tanpa balas di kaki Korea Utara.
Permainan apik yang mereka tunjukkan, hancur total ketika berhadapan dengan high pressing dari Korea Utara. Jangankan untuk mencetak gol, untuk sekadar melakukan distribusi bola pun para pemain Indonesia terlihat sangat kesulitan.
Sehingga tak mengherankan jika kita melihat match report pertandingan tersebut di laman resmi AFC, kondisi Indonesia U-17 di pertandingan tersebut terlihat mengenaskan, di mana mereka hanya mampu melepaskan 276 operan berbanding 627 milik Korea Utara dan 3 tembakan berbanding 15 milik sang lawan.
Namun, semua permasalahan yang didapatkan oleh Pasukan Garuda Muda imbas permainan high pressing tersebut tak lagi nampak di laga melawan Zambia. Pada laga perdana semalam, Timnas Indonesia U-17 terbilang cukup apik untuk keluar dari tekanan Zambia yang menerapkan permainan cepat dan high pressing sepertimana Korea Utara dulu.
Meskipun harus menelan kekalahan 1-3 dari sang lawan, namun distribusi, umpan dan aliran bola yang ditunjukkan oleh Evandra Florasta beserta kolega jauh lebih baik ketimbang saat menghadapi Korea Utara.
Bahkan di laga tersebut, Pasukan Garuda Muda sempat beberapa kali mengejutkan pertahanan lawan dan berbalik mengurung pertahanan lawan meskipun intensitas pressing yang dilakukan oleh Zambia tetaplah tinggi sepanjang laga.
Dan pada intinya, meskipun kalah di laga melawan Zambia, coach Nova sudah berhasil melatih anak-anak asuhnya untuk lepas dari skema high pressing yang menjadi PR besar Pasukan Garuda Muda saat saat bermain di Piala Asia U-17 lalu.





