Hobi
Ronde Keempat, Timnas Indonesia dan Patrick Kluivert yang seperti Lupa Cara untuk Menang

Perjalanan Timnas Indonesia dalam memburu satu tiket ke putaran final Piala Dunia 2026 akhirnya terhenti di ronde keempat.
Dalam dua kali pertarungan di grup B melawan Arab Saudi dan Irak, Jay Idzes beserta kolega harus menelan dua kekalahan beruntun.
Dua kekalahan yang diderita oleh Timnas Indonesia tersebut, tentunya secara langsung menghapus nama Indonesia dalam daftar kandidat kontestan turnamen tahun depan.
Alih-alih lolos secara otomatis, bahkan untuk melaju melalui jalur play-off ronde kelima pun Indonesia tak mampu melakukannya imbas hanya menjadi juru kunci grup B di klasemen akhir.
Kegagalan Timnas Indonesia dalam dua pertandingan melawan tim asal Timur Tengah tersebut juga membuat sang pelatih, Patrick Kluivert seolah lupa dengan cara untuk memenangi pertarungan bersama sang anak asuh.
Pada data yang dirilis oleh laman match report transfermarkt.com, Kluivert kedapatan kembali memainkan skema empat bek, baik di laga melawan The Green Falcon maupun saat berhadapan dengan tim Singa Mesopotamia.
Padahal, dalam perjalanannya bersama Timnas Indonesia, dua kemenangan yang diraih oleh Kluivert, semuanya didapatkan ketika dirinya menerapkan permainan dengan skema tiga bek tengah sejajar, bukan formasi empat bek!
Sebagai buktinya adalah pada laga melawan Bahrain (25/3/2025) pada ronde ketiga lalu. Di laga tersebut, eks Barcelona tersebut menurunkan formasi 3-4-2-1 dengan memercayakan trio lini belakang kepada Jay Idzes, Rizky Ridho dan Justin Hubner.
Pun demikian halnya ketika memenangi laga melawan China (5/6/2025). Pada laga yang berakhir dengan kemenangan tipis satu gol tanpa balas untuk Indonesia tersebut, Kluivert juga menurunkan skema 3-4-2-1 yang mana tiga pemain belakang diisi oleh trio yang sama.
Namun sayangnya, Kluivert seperti lupa dengan hal tersebut. Semenjak melakukan eksperimen di FIFA matchday bulan September lalu, mantan penyerang Timnas Belanda itu seperti keranjingan untuk memainkan skema 4 pemain belakang yang sejatinya masih sangat mentah untuk diadopsi oleh Timnas Indonesia saat ini.
Hasilnya pun tak bisa dikatakan bagus. Dari empat laga yang dijalani dengan formasi 4 bek ini, Timnas Indonesia hanya mampu menang atas tim lemah China Taipei dan bermain imbang dengan Lebanon. Itupun dengan beragam catatan.
Ironisnya, Kluivert bukannya melakukan evaluasi taktik dan strategi formasi empat bek ini, namun justru malah memaksakannya di dua laga genting ronde keempat melawan Arab Saudi dan Irak.
Dalam dua pertandingan tersebut, Kluivert memaksakan anak asuhnya untuk bermain dengan skema 4 bek. Sebuah keyakinan yang cukup tinggi, meskipun formasi tersebut hanya mampu membawa kemenangan atas tim lemah China Taipei.
Suatu keputusan yang cukup berisiko, karena pakem yang diterapkannya itu membuat Kluivert menafikan skema 3 bek yang sebelumnya sukses membawa kemenangan bagi Pasukan Garuda.
Hasilnya? Yah, seperti yang kita ketahui bersama, di dua pertandingan tersebut Kluivert seperti lupa bagaimana caranya untuk bisa menang dari tim lawan.