Hobi
Pilih Pemain Sendiri, Gerald Vanenburg Terkesan Lempar Kesalahan Pasca Raih Kegagalan

Kegagalan yang diterima oleh Timnas Indonesia U-23 dan sang pelatih, Gerald Vanenburg masih menyisakan banyak cerita untuk dikisahkan.
Pasca gagal di dua event mayor pertamanya, yakni Piala AFF U-23 dan babak kualifikasi Piala Asia U-23 untuk edisi tahun 2026 nanti, pelatih berkebangsaan Belanda tersebut mulain "menguliti" kelemahan yang ada pada skuat asuhannya tersebut.
Seperti misal, dilansir unggahan akun Instagram @liga1hub, pelatih yang menggantikan Shin Tae-yong tersebut menyatakan bahwa salah satu permasalahan besar yang ada di tubuh timnya adalah kelemahan fisik para pemain.
Dalam unggahan tersebut, pelatih Gerald menyatakan bahwa para pemain di Timnas Indonesia U-23 yang dia besut, tak bisa bermain konsisten di sepanjang jalannya laga, karena fisik dan ketahanan mereka hanya mampu bermain hingga menit ke-60 saja.
Dan ternyata, bukan hanya permasalahan fisik serta ketahanan saja yang dikeluhkan oleh pelatih Gerald. Sebelumnya, sepertimana dilansir laman Suara.com (10/9/2025), Gerald Vanenburg juga sempat memberikan statemen yang mengisyaratkan bahwa dirinya tak puas dengan para pemain yang dipanggilnya.
"Sering kali pemilihan pemain berdasarkan jumlah menit bermain mereka di klub masing-masing. Tetapi, belum tentu pemain terbaik," ucapnya sepertimana dilansir Suara.com.
Pernyataan itu sendiri dilontarkan oleh sang pelatih kepada PSSI, bahwasannya dirinya memberikan syarat kepada federasi jika nantinya diserahi tugas untuk membesut Timnas SEA Games, maka PSSI harus memfasilitasi pemusatan latihan jangka panjang untuk timnya karena menilai kadangkala para pemain yang dia pilih tidak sesuai dengan kriterianya meskipun mendapatkan banyak menit bermain di klub.
Sejatinya, jika dipikir-pikir lebih mendalam, pernyataan yang bernada tak puas akan kualitas pemain seperti itu tak sepatutnya dilontarkan oleh sang pelatih.
Pasalnya, bagaimanapun kondisi pemain, baik itu mereka kedodoran di menit ke-60 maupun bukan pemain terbaik dan tak sesuai dengan kriteria yang dia inginkan, namun pada faktanya pelatih Gerald sendiri lah yang melakukan pemilihan dan pemanggilan kepada mereka.
Sehingga hal ini akan menjadi semacam ironi. Pasalnya, hasil minor yang didapatkan oleh Timnas Indonesia U-23 di dua event tersebut, adalah hasil kerja keras dari para pemain yang dipilihnya sendiri.
Sehingga akan sangat menyedihkan jika pada akhirnya, kegagalan tersebut justru dilimpahkan kepada sang pemain yang notabene hanyalah menjadi pelaksana dari taktik dan strategi permainan yang dia kembangkan.
Toh, bukankah semua itu adalah keputusan dari pelatih Gerald sendiri yang memilih mereka untuk bergabung ke Timnas U-23, termasuk di dalamnya menepikan pemain-pemain berkualitas dalam timnya?
Lantas, mengapa sekarang kok malah seperti lempar kesalahan?