Hobi
Piala AFF U-23 dan Ngerinya Ball Posession Timnas Indonesia U-23 di Tangan Gerald Vanenburg

Pola kepelatihan Gerald Vanenburg di Timnas Indonesia U-23 benar-benar berbeda dengan sang pendahulu. Ketika di masa Indra Sjafri dan Shin Tae-yong skema permainan lebih mengedepankan kekuatan di lini pertahanan dan serangan balik, maka tidak demikian halnya dengan di era saat ini.
Alih-alih bermain bertahan, coach Gerald bahkan berani menerapkan permainan menyerang berbasis penguasaan bola untuk dijalankan oleh sang anak asuh di lapangan. Dengan kata lain, di era kepelatihan berdarah Belanda tersebut, seolah tak ada lagi kamus bermain bertahan dalam permainan yang dijalankan oleh Dony Tri Pamungkas dan kolega.
Bahkan, jika kita melihat perjalanan dari Pasukan Garuda Muda hingga mencapai babak final kali ini, kita dapat mengambil satu kesimpulan bahwa permainan yang disusun oleh pelatih Gerald, memang mengedepankan ball possession, tak peduli tim manapun yang dilawan oleh anak asuhnya di pertandingan.
Ngerinya Statistik Penguasaan Bola Timnas Indonesia U-23 di Tangan Gerald Vanenburg
Meskipun harus berhadapan dengan tim lemah sekelas Brunei Darussalam, tim medioker seperti Filipina maupun tim kuat sekelas Malaysia dan Thailand, permainan mengurung selalu saja menjadi oleh anak asuh eks pemain Timnas Belanda tersebut.
Hal ini bahkan mulai terlihat semenjak pertandingan pertama melawan Brunei Darussalam pada 15 Juli 2025 lalu. Menghadapi tim paling lemah di grup A, Pasukan Muda Merah Putih berdasarkan data dari laman aseanutdfc berhasil menguasai jalannya pertandingan dengan ball possession mencapai 84 persen berbanding 16 persen milik The Young Bees.
Persentase tersebut tentunya terbilang sangat wajar, mengingat Brunei sendiri selain merupakan tim terlemah di grup A, juga merupakan salah satu tim gurem di kancah persepakbolaan Asia Tenggara. Sehingga besarnya penguasaan bola pada laga melawan Brunei tidak begitu mengherankan di mata para penggemar Timnas Indonesia.
Namun, semua pandangan minor akan besarnya angka persentase penguasaan bola tersebut mulai menipis ketika Pasukan Garuda Muda berhadapan dengan Filipina di laga kedua (18/7/2025). Filipina yang sebelumnya diprediksi bakal menjadi tim yang tak terlalu berat, justru menjadi pesaing yang cukup merepotkan bagi Timnas Indonesia dengan serangan balik cepat dan permainan pressing tinggi yang mereka terapkan.
Namun demikian, dalam catatan aseanutdfc, di laga kedua kontra Filipina, Pasukan Muda Merah Putih masih terlalu dominan dalam permainan, dengan menguasai 66 persen ball possession, berbanding 34 persen milik The Young Azkals.
Lantas, bagaimana ketika Indonesia berhadapan dengan Malaysia dan Thailand? Ternyata sama saja! Pelatih Gerald Vanenburg sama sekali tak keder dengan reputasi Malaysia maupun Thailand di kancah persepakbolaan Asia Tenggara, dan menginstruksikan anak asuhnya untuk tetap bermain seperti biasa dengan orientasi utama penguasaan bola.
Laman aseanutd mencatat, di pertandingan ketiga melawan Malaysia (21/7/2025), Skuat Garuda Muda berhasil mendapatkan 68 persen ball possession dibandingkan 32 persen milik Malaysia.
Pun demikian halnya dengan laga semifinal melawan Thailand. Digadang-gadang sebagai tim terkuat dan paling stabil permainannya dalam persepakbolaan Asia Tenggara, Pasukan Gajah Perang Muda justru dibuat bak ayam sayur yang tak bisa lepas dari kandangnya oleh tim tuan rumah.
Bagaimana tidak, dalam 90 menit permainan dan 30 menit babak perpanjangan waktu, anak asuh Gerald Vanenburg itu berhasil mengurung permainan sang lawan dan bisa mencatatkan ball possession di angka 70 persen berbanding 30 persen milik Thailand.
Coba lihat, betapa mengerikannya taktik penguasaan bola Timnas Indonesia di bawah polesan tangan dingin pelatih Gerald. Bahkan jika kita hitung, dari empat laga yang telah mereka jalani, penguasaan bola paling minim yang mereka catatkan masih berada di angka 66 persen, yang mana secara statistik itu masih mewakili dua kali lipat dari penguasaan bola yang didapatkan oleh lawannya.