hobi
Erick Thohir Sebut Piala Presiden sebagai Tolak Ukur Daya Saing Klub Lokal

Yoursay.id - Piala Presiden 2025 resmi berakhir dengan final yang menyajikan pertandingan penuh tensi antara dua klub asing, Oxford United dan Port FC. Laga yang berlangsung di Stadion Si Jalak Harupat pada Minggu (13/7/2025 kemarin menjadi penanda bahwa turnamen ini telah mengalami peningkatan signifikan dari sisi kualitas dan gengsi.
Port FC keluar sebagai juara setelah menumbangkan Oxford United dengan skor tipis 2-1. Klub asal Thailand ifu sukses membalikkan keadaan setelah tertinggal lewat gol Mark Harris di menit ke-11. Teerasak Poeiphimai menyamakan kedudukan menjelang turun minum (45'), dan Brayan Perea memastikan kemenangan di awal babak kedua (48').
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir yang hadir langsung di stadion menyampaikan apresiasi atas kesuksesan gelaran tahun 2025. Ia menyebut turnamen berhadiah total Rp 11,5 miliar ini telah naik kelas dan bukan lagi sekadar ajang pramusim.
“Final ini membuktikan bobot dan gengsi Piala Presiden sudah naik kelas. Tidak hanya sekadar turnamen pramusim, tapi ajang ini kini jadi magnet bagi klub-klub luar negeri dan sekaligus jadi tolok ukur daya saing klub-klub Indonesia,” ujar Erick Thohir, mengutip pssi.org, Senin (14/7/2025).
Erick menegaskan bahwa masuknya dua klub internasional ke partai puncak adalah sinyal kuat agar klub lokal seperti Persib Bandung, Arema FC, Dewa United, hingga Liga Indonesia All Star segera meningkatkan kualitasnya.
“Ke depan, kami ingin agar klub-klub lokal tidak hanya berpartisipasi, tapi berprestasi. Ini tantangan sekaligus peluang untuk berbenah dan bangkit,” tegasnya.
Atmosfer final begitu semarak. Sekitar 15 ribu penonton memenuhi tribun stadion. Mereka disuguhkan pertunjukan spektakuler yang melibatkan 1.200 drone dalam seremoni pembuka serta aksi juggling massal dari ratusan anak sekolah sepak bola.
Hadir pula tokoh-tokoh penting dalam laga tersebut, termasuk Presiden Federasi Sepak Bola Thailand (FAT) yang juga pemilik Port FC, Madam Pang, dan Ketua Steering Committee Piala Presiden, Maruarar Sirait.
Turnamen tahun ini memang membawa angin segar. Selain menghadirkan klub asing, kompetisinya dinilai cukup kompetitif meski masih menyisakan sejumlah catatan.
Masih Banjir Kritik, Piala Presiden Mendatang Tetap Perlu Dibenahi
Kendati dianggap sukses, Piala Presiden 2025 tetap menuai kritik dari sejumlah pengamat. Salah satu catatan utama adalah jumlah peserta yang dinilai terlalu sedikit. Lantaran turnamen tersebut hanya diikuti enam tim dan terbagi ke dalam dua grup kecil.
Perluasan jumlah peserta menjadi usulan utama agar variasi pertandingan meningkat dan durasi turnamen lebih panjang. Tak hanya dari Indonesia, partisipasi klub asing juga dapat ditingkatkan untuk memperkuat level kompetisi.
Dari segi format, para pecinta sepak bola juga berharap ada inovasi. Sistem grup lalu langsung menuju final dianggap terlalu singkat. PSSI bisa mempertimbangkan sistem gugur lebih awal atau round robin penuh yang memberi peluang lebih adil bagi semua tim.
Masalah teknis seperti kualitas wasit dan penggunaan teknologi pun disorot. Penerapan VAR dan peningkatan pelatihan wasit menjadi kebutuhan penting untuk menjaga fairness serta meminimalisir kontroversi di lapangan.
Soal kenyamanan penonton, meski digelar di dua kota besar yaitu Jakarta dan Bandung, pengelolaan fasilitas stadion dan akses penonton masih bisa ditingkatkan.
Promosi dan pemasaran turnamen juga menjadi sorotan. Interaksi digital dengan suporter masih bisa diperluas, begitu pula jangkauan siaran agar dapat menarik sponsor dan meningkatkan pemasukan secara signifikan.
Tak kalah penting, aspek sosial turnamen juga patut dipertahankan bahkan diperluas. Inisiatif pemberian rumah subsidi untuk UMKM dan suporter menjadi langkah positif yang perlu dilanjutkan dan diperluas cakupannya di edisi mendatang.