Entertainment
Ending Game of Thrones Masih Jadi Perdebatan, Begini Respons Pemain

- Nikolaj Coster-Waldau dan Peter Dinklage menilai mustahil membuat akhir yang memuaskan semua pihak.
- Meski finalnya diperdebatkan, Game of Thrones tetap jadi salah satu serial tersukses dengan 59 Emmy.
- Enam tahun berlalu, ending Game of Thrones masih menuai kontroversi di kalangan penggemar.
Episode terakhir Game of Thrones tayang enam tahun lalu, tetapi reaksi keras penggemar terhadap ending-nya belum juga reda. Salah satu pemainnya, Nikolaj Coster-Waldau, pun akhirnya angkat bicara.
Nikolaj Coster-Waldau menilai ekspektasi yang dibangun serial tersebut begitu tinggi sehingga akhir ceritanya memang mustahil bisa memuaskan semua pihak.
“Saya benar-benar berpikir orang berhak atas pendapat apa pun yang mereka miliki, tetapi ini kan hanya sebuah serial televisi. Seseorang menceritakan sebuah kisah, lalu Anda tidak suka dengan ending-nya. Itu memang sangat menjengkelkan, tapi…” kata Nikolaj Coster-Waldau, dikutip pada Rabu (10/9/2025).
Aktor asal Denmark itu menambahkan bahwa hal tersebut sudah bisa diperkirakan, “Bagaimana mungkin bisa membuat sebuah akhir yang mampu memuaskan semua orang? Itu hal yang sangat sulit,”
Pandangan tersebut sejalan dengan pernyataan rekan mainnya, Peter Dinklage, dalam wawancara dengan Rolling Stone tahun 2024. Saat itu, pemeran Tyrion Lannister membela salah satu sisi perdebatan.
“Anda tidak perlu setuju dengan saya. Bagaimana jika saya bilang, ‘Ya, saya setuju. Saya benci finalenya. Seluruh musim terakhir itu buruk’? Menurut saya, itu justru akan terdengar jauh lebih buruk dibandingkan kalau saya bilang saya menyukainya, dan memang begitu adanya.” ujarnya.
Jaime Lannister yang diperankan Coster-Waldau menjadi salah satu karakter dengan perkembangan cerita paling menarik dalam serial ini. Awalnya diperkenalkan sebagai sosok antagonis malu sejak episode perdana season 1, karakternya perlahan digambarkan lebih kompleks seiring perjalanan cerita.
Namun, Jaime tidak pernah benar-benar mendapatkan momen penebusan di akhir, dan banyak penggemar menilai perubahan sikapnya di menit-menit terakhir terasa mengecewakan.
Adegan terakhirnya juga dianggap antiklimaks karena ia kembali ke jalur lama dan berakhir mati sebagai seorang villain.
Game of Thrones sudah menuai kontroversi sejak awal ketika serial ini secara terbuka menampilkan hubungan terlarang antara Jaime dan Cersei Lannister.
Serial ini kembali mengejutkan penonton dengan membunuh Ned Stark, salah satu karakter favorit sekaligus tokoh utama.
Namun, ekspektasi inilah yang pada akhirnya memicu keluhan di season-season terakhir, di mana sejumlah karakter justru terkesan “dilindungi” dari kematian.
Terlepas dari hal tersebut, Game of Thrones tetap menjadi salah satu serial televisi tersukses sepanjang masa. Serial ini meraih 59 penghargaan Primetime Emmy (jumlah terbanyak yang pernah dicapai sebuah drama televisi).
Diadaptasi dari seri novel fantasi populer karya George R.R. Martin, Game of Thrones berlatar di kerajaan fiksi abad pertengahan bernama Westeros. Ceritanya mengikuti banyak tokoh yang saling terhubung lewat intrik politik, drama emosional, hingga pertempuran sengit.
Sepanjang season, penonton diperkenalkan dengan Lord Eddard Stark (Sean Bean), Raja Robert Baratheon (Mark Addy), Jon Snow (Kit Harington), Daenerys Targaryen (Emilia Clarke), dan Tyrion Lannister (Peter Dinklage), yang semuanya berjuang untuk merebut Iron Throne.
Seiring berjalannya cerita, pengkhianatan demi pengkhianatan mengubah peta politik Westeros secara drastis, memunculkan aliansi-aliansi rumit serta kejutan tak terduga. Namun, tidak semua tokoh yang hadir bertahan hingga akhir cerita.
Alur utama pertama berpusat pada perebutan Iron Throne di Tujuh Kerajaan Westeros, melalui konflik politik antara keluarga bangsawan yang berambisi menguasai tahta atau memperjuangkan kemerdekaan.
Alur besar kedua mengikuti kisah keturunan terakhir dari dinasti penguasa yang digulingkan, yang diasingkan ke Essos dan berusaha kembali untuk merebut tahtanya.
Sementara alur ketiga menyoroti Night’s Watch, pasukan militer yang bertugas melindungi kerajaan dari ancaman berbahaya yang datang dari perbatasan utara.