Entertainment
Lebih dari Sekadar Horor, Film The Conjuring: Last Rites Menjadi Penutup Kisah

Bagi sebagian orang, film horor identik dengan jumpscare dan adegan-adegan yang membuat bulu kuduk berdiri. Namun, ada satu film yang ditunggu-tunggu bukan hanya karena keseramannya, tetapi juga karena nuansa emosional dan ceritanya yang menyentuh.
Film ini adalah “The Conjuring: Last Rites”, babak terakhir dari perjalanan petualangan pasangan paranormal ikonik Ed Warren (Patrick Wilson) dan Lorraine Warren (Vera Farmiga).
Selama ini, kita telah terbiasa melihat Ed dan Lorraine sebagai pahlawan yang berani dalam menghadapi entitas jahat di setiap rumah yang terkena teror. Tetapi di film terakhir ini, akan menjadi babak terakhir dari kisah mereka.
Film ini tidak hanya menunjukkan sisi paranormal dan pertempuran melawan makhluk tak kasat mata, melainkan juga karakter yang mendalam tentang hubungan mereka yang penuh cinta, saling percaya, dan dukungan yang membuat penonton lebih merasakan perasaan emosional. Film ini berani menunjukkan sisi kelemahan mereka, rasa lelah, dan dampak psikologis dari pekerjaan mereka yang berat.
Dalam investigasi terakhir mereka, Ed dan Lorraine Warren menghadapi kasus yang jauh lebih besar dan kompleks. Film ini diadaptasi dari kisah nyata Smurl Haunting di Pennsylvania, yang diteror oleh entitas jahat dari sebuah cermin antik.
Semua bermula saat Ed dan Lorraine sedang menyelidiki cermin antik di sebuah toko. Ketika Lorraine menyentuh cermin itu, benda tersebut pecah. Teror ini memuncak bertepatan dengan momen kelahiran putri mereka, Judy, yang nyaris kehilangan nyawanya di tangan iblis tersebut.
Dua puluh dua tahun kemudian, keluarga Smurl pindah ke sebuah rumah baru di Pennsylvania. Rumah tersebut ditinggali oleh Jack dan Janet Smurl, bersama orang tua Jack, Mary dan John, serta keempat putri mereka: Dawn, Heather, Carin, dan Shannon.
Untuk upacara pengukuhan Heather, John membelikan sebuah cermin antik yang kemudian ditempatkan di rumah tanpa sedikit pun kecurigaan. Namun, seiring waktu, cermin itu mulai menunjukkan tanda-tanda aneh. Dari situlah, serangkaian teror mulai menghantui rumah mereka. Dalam keputusasaan, Pastor Gordon menyarankan keluarga Smurl untuk meminta bantuan kepada keluarga Warren.
Sementara itu, kemampuan supranatural Judy, putri Ed dan Lorraine, mulai muncul dan menandai awal dari teror serta konflik baru. Ia harus hidup di bawah bayang-bayang orang tua yang terkenal dan mewarisi kemampuan unik ibunya.
Meskipun "Last Rites" menjadi babak penutup bagi kisah Ed dan Lorraine, film ini juga menjadi awal dari sebuah babak baru. Sorotan kini beralih sepenuhnya kepada Judy Warren, mengeksplorasi bagaimana ia beradaptasi dengan "warisan" supranatural dari ibunya.
Dengan menjadikan kisah Judy sebagai jembatan antara masa lalu dan masa depan, film ini menunjukkan bahwa perjuangan melawan kegelapan akan terus berlanjut, meskipun dengan pahlawan yang berbeda.
Kisah ini tidak hanya tentang melawan iblis, tetapi juga tentang perjuangan batin, penerimaan, dan kekuatan ikatan keluarga yang menjadi benteng terkuat melawan kegelapan. Kekuatan terbesar untuk melawan kegelapan bukan hanya datang dari doa, tetapi dari kasih sayang yang tulus.
Film ini mengajarkan kita bahwa kekuatan terbesar untuk melawan iblis bukanlah dari ritual rumit atau senjata spiritual, tetapi dari ikatan keluarga yang kuat. Cinta yang tulus antara Ed dan Lorraine, serta kasih sayang mereka pada Judy, adalah perisai paling kokoh yang mereka miliki.
Kisah ini menjadi pengingat bahwa, di dunia yang penuh kegelapan, cinta adalah cahaya yang tak pernah padam. Ini adalah kesempatan bagi para penggemar untuk mengucapkan selamat tinggal kepada karakter-karakter yang telah mereka cintai, dan melihat bagaimana perjalanan panjang mereka akhirnya menemui titik akhir.