Ulasan
Buku Sandiwara Langit: Sebuah Kisah Nyata Bertabur Hikmah Penyubur Iman

Yoursay.id - Di zaman sekarang, menjaga iman dan ketaatan pada Sang Pencipta seolah jadi hal langka, terutama di kalangan anak muda. Banyak teman bercanda, katanya ingin punya pasangan yang “mapan dan taat”. Mapan di sini bukan cuma soal uang, tapi juga agama, rajin salat berjamaah, ikut kajian, aktif di organisasi Islam. Nggak salah sih, tapi bukankah hal-hal itu memang sudah seharusnya menjadi kewajiban setiap muslim?
Nah, buku Sandiwara Langit karya Abu Umar Basyier ini mengajak kita merenung lewat kisah nyata dua anak muda yang berani mengambil langkah besar: menikah di usia belia. Ceritanya bukan sekadar romantis, tapi juga penuh nilai iman dan ujian hidup yang menggugah hati.
Kisah dimulai dari Rizqaam, pemuda saleh berusia 18 tahun, yang ingin menikahi Halimah, gadis 17 tahun dari keluarga berada. Alasannya sederhana tapi dalam yaitunya untuk menghindari dosa dan menjaga diri dari zina. Namun, langkah mereka tak semudah itu. Rizqaam datang dari keluarga sederhana, sedangkan Halimah hidup berkecukupan. Perbedaan ini memunculkan konflik, terutama dari ayah Halimah yang menentang pernikahan mereka.
Setelah melalui berbagai bujukan, sang ayah akhirnya menyetujui dengan satu syarat mengejutkan:
“Jika dalam 10 tahun Rizqaam belum mapan secara materi, maka kalian harus bercerai secara sukarela.”
Kisah mereka berjalan penuh perjuangan. Dari berjualan roti keliling hingga perlahan menapaki tangga kesuksesan, hidup Rizqaan dan Halimah tampak mulai membaik. Di tahun kesembilan pernikahan mereka, cobaan datang. Sebuah toko roti baru muncul, menjual roti yang serupa dengan buatan Rizqaan bahkan dengan harga lebih murah.
Namun, Rizqaan tidak goyah. Ia memilih untuk terus berinovasi, memperbaiki rasa dan kualitas rotinya. Waktu pun membuktikan keteguhannya: toko pesaing itu akhirnya tutup dan lenyap dari peredaran, sementara toko roti Rizqaan justru berkembang pesat, jauh melebihi sebelumnya.
Sayangnya, kebahagiaan itu tak bertahan lama. Dua hari sebelum genap sepuluh tahun usia pernikahan mereka, musibah datang bertubi-tubi. Rumah dan mobil terbakar, ayah Rizqaan meninggal dunia, dan sang ibu mengalami luka parah. Di tengah duka mendalam itu, datang pula cobaan lain: ayah Halimah menagih janji lama.
Dengan hati yang hancur, Rizqaan dan Halimah akhirnya bercerai di depan ruang UGD. Ayah Halimah bersikeras agar perceraian segera dilakukan, karena ia telah menyiapkan pernikahan baru untuk Halimah dengan seorang duda kaya, anak seorang pejabat yang baru beberapa bulan ditinggal istrinya. Keputusan itu makin diperkuat oleh dukungan anak pertamanya, Asyar, yang memang sejak awal menentang pernikahan Halimah dengan seorang ustaz sederhana seperti Rizqaan.
Namun, cerita mereka belum berakhir di sana. Takdir kembali mempertemukan keduanya dalam ikatan pernikahan yang kedua kali ini berlandaskan iman yang lebih kuat dan hati yang lebih lapang. Di akhir kisah, terungkaplah bahwa dalang di balik kebakaran rumah Rizqaan ternyata adalah Asyar sendiri, yang sejak awal tidak setuju adiknya menikah dengan pria miskin.
Buku ini bukan sekadar kisah cinta, tapi juga pelajaran berharga tentang sabar, ikhlas, dan keyakinan bahwa setiap ujian datang bersama hikmah. Sandiwara Langit mengingatkan kita bahwa ibadah dan keteguhan hati harus tetap dijaga baik di masa sempit maupun lapang.
Buat kamu yang sedang berjuang menata hidup, mencari makna cinta yang diridai Allah, atau butuh penyegar iman, buku ini wajib banget kamu baca!
Penulis: Abu Umar Basyier
Penerbit: Shofa Media Pustaka
ISBN: 978-979-17922-0-2
Jumlah Halaman: 212 halaman
Harga: Rp34.000
Tahun Terbit: Cetakan keenam, Juni 2009
Rasti Dwita
Mahasiswa aqidah dan filsafat islam yang sangat menyukai sejarah, buku dan petualangan dialam bebas
Total Artikel 1