Ulasan
Review Film Weapons: Horor Psikologis yang Bikin Bulu Kuduk Berdiri!

Yoursay.id - Kalau kamu lagi nyari film horor yang nggak cuma bikin merinding, tapi juga ngajak otakmu main teka-teki, Weapons (2025) adalah jawabannya. Disutradarai Zach Cregger, yang sebelumnya bikin kita takut sekaligus takjub lewat Barbarian (2022), film ini langsung ada di bioskop Indonesia mulai 6 Agustus 2025.
Dengan skor 94% di Rotten Tomatoes dari 87 ulasan dan pujian dari sineas top seperti Joko Anwar, Weapons bukan cuma film horor biasa. Jujur sih, ini adalah pengalaman sinematik yang bikin aku nggak bisa tidur saking penasarannya! Yuk, langsung simak ulasannya dan apa sih yang bikin film ini spesial. Check it out!
Weapons mengambil latar di kota kecil fiktif Maybrook, Pennsylvania. Bayangin, di tengah malam, jam 02:17, 17 dari 18 anak di kelas tiga SD tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Mereka bangun dari tidur, buka pintu, dan lari keluar rumah dengan tangan merentang seperti pesawat kecil, lalu lenyap ditelan gelap.
Satu-satunya anak yang selamat, Alex Lilly (Cary Christopher), bikin semua orang curiga. Guru kelas, Justine Gandy (Julia Garner), langsung jadi kambing hitam, apalagi sama Archer Graff (Josh Brolin), orang tua salah satu anak yang hilang.
Dari sini, cerita berputar-putar seperti rollercoaster, penuh misteri, ketegangan, dan plot twist yang bikin aku bilang, “Hah, apa tadi?!”
Alur ceritanya nggak linear. Cregger pakai gaya narasi ala Tarantino, bagi cerita jadi beberapa segmen dari sudut pandang beda-beda: Justine, Archer, polisi bernama Paul Morgan (Alden Ehrenreich), sampai Alex sendiri.
Tiap segmen memberikan potongan puzzle, dan aku sebagai penonton diajak menyusun sendiri. Kadang adegan diulang dari perspektif lain, bikin aku ngeh, “Oh, ternyata gitu!” Tapi jangan harap semua dijelasin gamblang—film ini sengaja ninggalin beberapa pertanyaan biar mikir keras ketika keluar bioskop.
Review Film Weapons

Apa yang bikin Weapons beda dari film horor mainstream? Ini bukan cuma soal hantu atau monster yang tiba-tiba muncul. Cregger mainin horor psikologis yang bikin aku takut sama pikiranku sendiri.
Rekaman CCTV yang nunjukin anak-anak berjalan seperti terhipnotis ke hutan tanpa suara? Brr, creepy abis! Atmosfernya dibangun perlahan, tapi begitu ketegangan naik, pasti kamu bakal ngerasa jantungan.
Ada jumpscare, tapi ditempatin pas, nggak murahan. Plus, ada sentuhan komedi gelap yang bikin aku ketawa canggung di tengah tegang. Bayangin, ketika nonton kamu bakalan takut, tapi juga ngakak—gila, 'kan?
Julia Garner sebagai Justine benar-benar bawa peran ini ke level lain. Ekspresinya penuh ketakutan, kebingungan, tapi juga tekad buat buktiin dia nggak bersalah.
Josh Brolin sebagai Archer juga nggak kalah garang, nunjukin emosi ayah yang patah hati tapi penuh amarah. Alden Ehrenreich sebagai Paul bawa dinamika rumit, apalagi karakternya punya hubungan masa lalu sama Justine.
Tapi yang bikin kaget, Cary Christopher, aktor cilik yang main sebagai Alex, mencuri perhatian dengan akting emosionalnya. Deretan aktor lain kayak Benedict Wong dan Amy Madigan juga solid, bikin tiap karakter punya bobot.
Secara visual, Weapons punya vibe gelap tapi estetik. Sinematografinya mainin bayangan dan pencahayaan yang bikin suasana makin mencekam. Hutan di Maybrook, rumah-rumah pinggiran kota, sampai ruang kelas yang tiba-tiba kosong—semua disajiin dengan detail yang bikin aku ngerasa ada di sana.
Musiknya? Oh, ini benar-benar ngedukung mood. Skornya minimalis tapi haunting, bikin bulu kuduk berdiri tanpa harus lebay.
Selain bikin takut, Weapons juga nyelipin pesan sosial tentang trauma, paranoia, dan gimana masyarakat gampang nyalahin orang tanpa bukti jelas. Karakter Justine yang dituduh warga jadi cerminan betapa cepatnya kita judge orang di saat panik.
Plus, ada elemen tentang manipulasi narasi yang bikin aku mikir, “Apa yang benar-benar nyata di cerita ini?” Film ini nggak cuma ngasih horor, tapi juga ngajak aku buat berefleksi.
Oke, nggak ada film yang sempurna. Buat sebagian orang, alur non-linear Weapons mungkin bikin bingung, apalagi kalau kamu nggak fokus. Ritme di paruh pertama juga agak lambat, meski ini sengaja buat bangun atmosfer.
Tapi begitu masuk babak kedua, film ini gaspol abis, dan bakal lupa keluhan awal. Beberapa misteri juga sengaja nggak dijelasin, yang mungkin bikin aku kesel kalau suka ending yang rapi.
Weapons adalah film horor yang nggak cuma ngeri, tapi juga cerdas. Zach Cregger berhasil bikin karya yang orisinal, penuh kejutan, dan meninggalkan kesan mendalam. Dengan akting top, visual yang memanjakan mata, dan cerita yang bikin otakku kerja keras, film ini pantas banget disebut salah satu horor terbaik 2025.
Saran Joko Anwar benar: jangan baca sinopsis, jangan nonton trailer, langsung gas ke bioskop. Serius, kamu bakal keluar dengan perasaan campur aduk—takut, kagum, dan pengin ngobrolin film ini sama teman-teman. Rating dari aku: 9/10. Tonton filmnya dan setelah pulang dari bioskop, siap-siap mimpi buruk!