Ulasan
Buku Jingwei Menimbuni Lautan: Reinkarnasi Tragis dalam Mitologi Tiongkok

Yoursay.id - Masyarakat Tiongkok mengenal satu cerita rakyat tentang Jingwei, yaitu mitologi China tentang burung yang berasal dari reinkarnasi gadis cilik. Kisahnya tidak hanya menyiratkan kekayaan folklore Asia, tetapi mencerminkan kisah tragis sekaligus bahagia. Lewat buku anak berjudul Jingwei Menimbuni Lautan karya Jin Bo, kita diajak untuk menyelami dunia sastra Asia Timur dengan gaya yang lebih modern, tetapi tidak lantas menghilangkan sentuhan kebudayaan tradisional Tiongkok.
Buku ini berkisah tentang putri kecil Kaisan Yan yang bernama Nüwa. Karena sangat menyayangi putrinya, Kaisar sering mengajak Nüwa bermain ke berbagai tempat. Salah satu lokasi yang menjadi impian Nüwa untuk bermain bersama ayahnya adalah Laut Tiongkok Timur. Namun karena kesibukannya, Kaisar belum bisa mengajak Nüwa pergi.
Sampai pada suatu hari Nüwa memutuskan untuk menyelinap kamar dan pergi seorang diri ke Laut Tiongkok Timur dengan perahu kecil. Di sana, ia melihat lautan dan langit biru yang begitu luas. Akan tetapi, lautan tiba-tiba menjadi ganas, langit gelap, dan Nüwa terombang-ambing di sana.
Dengan kondisi yang basah kuyup karena hujan, Nüwa terus berteriak memanggil ayahnya. Arus air laut tetap kuat dan Nüwa akhirnya tenggelam karena sapuan ombak. Saat tubuhnya mencapai dasar laut, arwah Nüwa terus naik ke permukaan dan berubah menjadi seekor burung.
Burung itu terus berkicau dan mengeluarkan bunyi "jingwei, jingwei". Burung Jingwei itu terus terbang mengitari lautan sambil membawa dendam karena samudra telah merenggut masa mudanya. Ia bersumpah akan menimbun lautan dengan batu dan ranting yang dikumpulkan dari Gunung Faiju.
Selama bertahun-tahun Burung Jingwei terus terbang di atas laut untuk menuntaskan dendamnya. Sampai akhirnya, ia bertemu Burung Walet jantan dan memutuskan untuk menjadi pasangannya. Mereka nantinya akan melahirkan burung-burung yang sangat banyak dan terus terbang di atas lautan lepas untuk menuntaskan dendamnya.
Kisah Nüwa dan Burung Jingwei merupakan representasi ironi kehidupan manusia. Di samping mendapat kebahagiaan, manusia harus selalu siap dengan segala kepedihan. Kematian yang menghampiri Nüwa adalah awal kehidupannya yang baru dan sangat berbeda. Meski begitu, keduanya sama-sama pernah merasakan hidup yang penuh cinta dari keluarga.
Sayangnya, kedua kehidupan si gadis cilik dan si burung masih meninggalkan duka. Nüwa harus terpisah dengan keluarga dan tewas mengenaskan di usia muda. Sementara itu, Burung Jingwei masih saja menyimpan dendam atas keganasan lautan yang merenggut hidupnya. Lantas mitologi ini pun dikenal sebagai cerita yang tradisi dan sangat emosional.
Sementara itu, beberapa kebudayaan di berbagai belahan dunia memercayai adanya reinkarnasi hidup, tidak terkecuali masyarakat Tiongkok. Akar kepercayaan mereka ini lantas melahirkan cerita rakyat yang tidak hanya menghibur, tetapi sarat pesan moral. Menuliskan kembali cerita mitologi dengan gaya modern adalah langkah tepat agar keberadaannya tetap lestari.
Buku ini hadir sebagai picture book yang tetap mempertahankan gaya tradisional yang khas. Aspek ini terlihat dari gaya ilustrasi yang mirip dengan model lukisan tradisional masyarakat Tiongkok zaman dulu. Selain itu, ilustrasinya juga hadir dengan guratan gambar bertekstur yang halus, sementara pewarnaannya memadukan warna yang kalem dan tidak mencolok. Kombinasi ini membuat visual buku sangat eye catching.
Sebagai buku bilingual, buku ini hadir dengan dua bahasa yaitu bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. Sayangnya, layout buku ini perlu diperhatikan lagi karena di beberapa halaman, narasi bahasa asli dan terjemahannya tidak begitu terlihat akibat warna hurufnya hitam dan menyatu dengan ilustrasi yang berwarna gelap. Meski begitu, tulisannya masih bisa dibaca dan dipahami konteksnya.
Identitas buku
Judul: Jingwei Menimbuni Lautan
Penulis: Jin Bo
Alih bahasa : Vania Josica Chendawan
Penerbit: Kesaint Blanc Publishing
Tahun terbit versi digital: 2023
Tebal buku: 34 halaman