Ulasan
Review Film Like & Share, Potret Kelam Remaja di Balik Dunia Digital

Yoursay.id - "Like & Share" adalah film remaja dewasa yang disutradarai oleh Gina S Noer. Film yang tayang tahun 2022 ini diperankan oleh Aurora Ribero dan Arawinda Kirana.
Film "Like & Share" mengisahkan persahabatan erat dua gadis remaja, Lisa (Aurora Ribero) dan Sarah (Arawinda Kirana), yang berusia 17 tahun. Mereka adalah cerminan anak muda zaman sekarang yang tak bisa lepas dari media sosial. Keduanya sering menghabiskan waktu bersama, bahkan gemar membuat konten ASMR di YouTube untuk mencari perhatian dan validasi dari dunia maya.
Di balik keceriaan dan konten-konten yang mereka bagikan, kehidupan Lisa dan Sarah menyimpan sisi kelam dan latar belakang keluarga yang pelik.
Lisa hidup berdua bersama orang tuanya, yang terlalu banyak mengatur dan menuntut, membuat hubungan mereka menjadi tidak harmonis. Sementara itu, Sarah adalah anak yatim piatu yang tinggal berdua dengan kakak laki-lakinya, namun ironisnya, mereka jarang sekali berbicara.
Meskipun punya masalah masing-masing, Lisa dan Sarah berjanji untuk saling jujur dan menerima kekurangan satu sama lain. Namun, janji itu diuji ketika Lisa mulai terobsesi dan kecanduan konten pornografi. Obsesi ini memengaruhi perilakunya dan menciptakan ketegangan dalam persahabatan mereka.
Seiring berjalannya cerita, terungkaplah sebuah rahasia pahit dari Sarah, bahwa ia adalah korban pelecehan seksual. Trauma ini perlahan menggerogoti jiwanya dan memengaruhi tingkah lakunya sehari-hari, menambah beban dalam hubungan mereka yang sudah diuji oleh obsesi Lisa.
Kedua gadis ini menghadapi cobaan berat, mencari dukungan di tengah masalah yang bertumpuk, dan apakah persahabatan mereka mampu bertahan di tengah badai realitas pahit dunia digital dan luka personal.
Review Film Like & Share
Film ini tidak sekadar menceritakan tentang persahabatan remaja, tetapi juga tentang trauma, eksploitasi di dunia maya, dan perjuangan untuk mendapatkan keadilan di tengah ruang publik yang sering kali tidak ramah pada korban.
Lisa, sebagai sahabat dekat, awalnya tidak menyadari seberapa dalam luka yang Sarah bawa. Ia baru mulai memahami kenyataan pahit tersebut setelah sahabatnya cerita tentang hal pelecehan seksual yang ia alami. Film ini kemudian membawa penonton pada perjalanan dua remaja yang saling mendukung satu sama lain, mencoba bertahan di tengah ancaman eksploitasi digital yang tak kasat mata.
Salah satu kelebihan dari film ini adalah akting para pemainnya. Aurora Ribero memerankan Lisa dengan sangat natural. Ia berhasil menggambarkan sosok remaja yang menyimpan sisi rapuh yang dialami oleh anak muda terhadap orang tuanya.
Di sisi lain, Arawinda Kirana tampil memukau sebagai Sarah. Aktingnya yang dalam mampu memperlihatkan pergulatan batin seorang korban kekerasan seksual, emosinya terasa jujur dan tidak dibuat-buat. Chemistry antara keduanya terbangun dengan baik, membuat hubungan persahabatan mereka terasa nyata dan membuat penonton peduli pada nasib mereka.
Gina S. Noer, yang juga menulis naskahnya, dengan cermat meramu cerita yang tajam dan dekat dengan realitas. Dialog-dialog di dalam film ini mengalir apa adanya, sesuai dengan cara remaja berbicara sehari-hari, namun tetap menyelipkan pesan-pesan penting tentang persetujuan, hak atas privasi, dan pentingnya dukungan bagi korban.
Pengarahan Gina terasa kuat di setiap adegan. Ia tidak mengumbar sensasi atau menjadikan isu berat sebagai tempelan belaka. Sebaliknya, ia menyajikan cerita dengan cara yang peka dan penuh empati.
Atmosfer yang dibangun dalam film ini mampu membawa penonton merasakan transisi dari keceriaan khas remaja, menuju ketegangan dan kegetiran yang menggugah perasaan. Beberapa visual simbolis juga digunakan dengan efektif, memperkuat pesan yang ingin disampaikan tanpa terasa menggurui.
Di tengah maraknya penggunaan media sosial saat ini, "Like & Share" menjadi pengingat penting tentang batasan-batasan yang harus dijaga di dunia digital. Film ini memperlihatkan bagaimana bahaya bisa datang dari hal-hal yang awalnya dianggap sepele. Mulai dari ketidaktahuan soal privasi, hingga penyalahgunaan kepercayaan yang berujung pada kejahatan.
Film ini juga membuka ruang diskusi tentang bagaimana masyarakat sering kali bersikap abai atau bahkan menyalahkan korban. "Like & Share" memperlihatkan bagaimana korban pelecehan sering kali harus berjuang sendirian, menghadapi stigma, rasa malu, dan ketakutan yang terus menghantui.
Meski isu yang diangkat cukup berat, film ini tetap dikemas dengan cara yang bisa dinikmati oleh penonton berbagai kalangan. Bagi sebagian orang, tema ini mungkin terasa menyakitkan atau memicu kenangan buruk. Namun, justru keberanian untuk mengangkat isu ini secara jujur dan lugas patut diapresiasi.
"Like & Share" adalah film yang lebih dari sekadar tontonan remaja, melainkan karya yang membuka mata tentang kenyataan pahit yang sering kali tersembunyi di balik layar ponsel kita. Film ini mengajak kita untuk lebih peka, lebih peduli, dan lebih berhati-hati dalam berinteraksi di dunia maya.
"Like & Share" adalah film yang layak ditonton, direnungkan, dan dijadikan bahan diskusi, terutama bagi generasi muda yang hidup di tengah dunia digital yang serba cepat ini.