ulasan

Review Buku The Cup of Coffee, I Love You Dad: di Balik Diamnya Sosok Ayah

Review Buku The Cup of Coffee, I Love You Dad: di Balik Diamnya Sosok Ayah
Buku The Cup of Coffee, I Love You Dad karya Indah Hanaco (Dok. Pribadi/Ruslan Abdul Munir)

Yoursay.id - Dalam dunia literasi populer Indonesia, kisah-kisah tentang sosok seorang ibu banyak mendominasi dan memang pantas. Tapi bagaimana dengan cinta seorang ayah?

Sayangnya masih sangat jarang. Sosok yang kadang terlihat keras, diam, atau terlalu tenang, justru menyimpan lautan kasih yang tak kalah dalamnya.

Buku The Cup of Coffee, I Love You Dad karya Indah Hanaco hadir sebagai karya yang menyuarakan cinta yang sunyi tapi tulus itu. Ya, cinta dari seorang ayah.

Buku ini adalah kumpulan kisah tentang hubungan antara ayah dan anak, sebuah tema yang jarang menjadi pusat perhatian dalam bacaan sehari-hari.

Melalui beragam cerita yang disampaikan, pembaca diajak mengenang kembali figur ayah dalam hidup mereka, baik yang masih hadir, maupun yang sudah berpulang.

Tak semua cerita dalam buku ini berakhir bahagia. Tapi justru dari situlah letak kekuatannya. Indah Hanaco tidak berusaha memoles cerita agar selalu manis.

Tak jarang ia menghadirkan kenyataan pahit bahwa cinta seorang ayah bisa saja penuh rintangan, luka, bahkan penyesalan.

Tapi cinta itu tetap ada, dan sering kali hadir dalam bentuk yang tidak kita sadari sebelumnya, dalam peluh yang tak pernah dikeluhkan, dalam diam yang menyimpan doa.

Penulis mengemas kisah-kisah ini dengan gaya yang sederhana namun penuh dengan emosi. Ia tidak bermain dengan diksi berlebihan, melainkan memilih menyampaikan pesan lewat bahasa hati.

Inilah yang akan membuat pembaca merasa dekat dengan buku ini, seolah membaca pengalaman sendiri, atau milik seseorang yang pernah hadir dalam hidup mereka.

Buku ini juga menjadi pengingat bahwa cinta ayah tak kalah besarnya dengan cinta ibu. Hanya saja, cinta itu tidak selalu ditunjukkan lewat pelukan atau kata manis.

Ia hadir dalam bentuk tanggung jawab, kerja keras, dan pengorbanan yang tak terlihat. Meski cara penyampaian kasih sayang ayah berbeda dengan ibu, tapi tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil, semua punya caranya masing-masing. 

Indah Hanaco berhasil membalik pandangan yang sering terjadi bahwa ayah adalah tokoh pendamping. Lewat buku ini, ayah menjadi tokoh utama. Sosok yang patut dirayakan, dipeluk, dan sering kali dimaafkan.

Respons pembaca di Goodreads pun cukup positif, dengan rating sekitar 3,8. Artinya banyak yang merasa buku ini seperti selimut hangat di malam-malam rindu.

Tidak menggurui, tidak menuntut pembaca untuk paham sepenuhnya, tapi perlahan membisikkan kebaikan dan rasa terima kasih yang sering tak terucap kepada seorang ayah.

Cocok dibaca oleh siapa saja yang ingin kembali merefleksikan relasi mereka dengan ayah. Terutama bagi mereka yang menyimpan rindu, menyimpan kata maaf yang belum sempat dikatakan, atau sekadar ingin mengingat kembali momen kecil yang dulu terasa biasa, tapi kini sangat berarti.

Buku The Cup of Coffee, I Love You Dad cocok dibaca sebagai persembahan tulus untuk sosok ayah yang sering kali kita lupa rayakan.

Buku ini mengajarkan kita untuk menghargai cinta dari sosok seorang ayah yang diam-diam bekerja setiap hari. Cinta yang tidak memaksa untuk dipuji, tapi selalu hadir ketika dibutuhkan.

Bacalah buku ini dengan hati yang tenang, secangkir kopi di tangan, dan biarkan kenangan mengalir. Mungkin di sana, kamu akan bertemu kembali dengan sosok ayah.

Ayah yang bukan hanya sebagai orang tua, tapi sebagai manusia yang juga pernah muda, juga pernah gagal, tapi tetap mencintaimu dengan caranya sendiri.

Ruslan Abdul Munir

Ruslan Abdul Munir

Book lovers | Lost in pages

Total Artikel 163

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Dapatkan informasi terkini dan terbaru yang dikirimkan langsung ke Inbox anda