News
Heboh Menteri Pariwisata Dituduh Minta Mandi Air Galon, Ini Klarifikasi Lengkapnya

Yoursay.id - Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, menjadi sorotan di media sosial setelah sebuah komentar yang diduga dari seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) viral.
Komentar yang diunggah pada Jumat (19/9/2025) itu menuding sang menteri kerap meminta disediakan air galon untuk mandi saat melakukan kunjungan dinas ke daerah pelosok.
Isu yang menyeret nama Menteri Pariwisata ini cepat menyebar dan menjadi bahan obrolan publik. Beberapa warganet menyayangkan sikapnya yang dianggap menyulitkan beberapa pihak.
Penggunaan air galon untuk mandi justru dianggap tidak efisien, baik dari segi biaya, logistik, maupun lingkungan.
Satu galon hanya bisa menampung sekitar 19 liter air saja, yang jelas tidak cukup untuk mandi secara normal. Belum lagi harus disiapkan dalam jumlah banyak setiap harinya, tentu akan merepotkan tim logistik, apalagi saat kunjungan ke daerah terpencil.
Aktris sekaligus aktivis muda, Prilly Latuconsina, ikut bersuara melalui komentar Instagram @wakandatalks
"Bu Menteri, pernah nggak sih ngerasain langsung serunya nyemplung di danau, trekking hutan, atau diving bareng peneliti karang? Soalnya pariwisata itu bukan cuma soal data dan laporan, tapi soal rasa dan pengalaman," tulisnya.
Sindiran pedas dari Prilly ini menyentil pentingnya empati dan pengalaman langsung dalam memahami dunia pariwisata, apalagi jika seseorang menjabat sebagai pemangku kebijakan di sektor tersebut.
Tak lama, Menteri Widi langsung mengklarifikasi lewat sebuah video singkat di akun TikTok pribadi miliknya @widi.wardhana.army, menyebut bahwa kabar tersebut adalah hoax.
“Di era digital, informasi bisa tersebar dalam hitungan detik. Sayangnya, tidak semua informasi itu benar,” tulisnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya verifikasi sebelum menyebarkan informasi, agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh berita menyesatkan.
Terlepas dari benar atau tidaknya kabar soal mandi pakai galon, isu ini jadi pengingat bahwa penting bagi siapa pun untuk verifikasi informasi.
Di era digital seperti sekarang, saring sebelum sharing tetap jadi prinsip utama agar tidak ikut menyebarkan kabar yang belum tentu benar.