News
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek

Yoursay.id - Di tengah duka mendalam yang menyelimuti Bali akibat banjir bandang dahsyat, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka akhirnya turun langsung.
Pada Jumat (12/9), ia menyambangi para korban di Denpasar, bukan cuma buat seremonial, tapi benar-benar duduk bersila, mendengarkan, dan menenangkan warga.
Momen ini menjadi ajang curhat langsung dari rakyat ke pucuk pimpinan. Salah satu keluhan yang paling nyelekit? Soal pembangunan masif yang diduga jadi biang kerok utama bencana ini.
Saat Wapres Duduk Bersila di Tengah Pengungsi
Sekitar pukul 10.00 WITA, Gibran tiba di Posko Pengungsian Banjar Tohpati. Tanpa canggung, ia langsung melepas alas kaki, duduk bersila di atas tikar, dan berbaur dengan para pengungsi yang rumahnya luluh lantak.
Ditemani para pejabat daerah, Gibran dengan sabar mendengarkan setiap keluh kesah. Ia memastikan pemerintah tidak akan tinggal diam.
"Ini sedang dilakukan asesmen tingkat kerusakannya, yang penting bapak dan ibu tenang semua, ini akan dibantu pemerintah, kepala daerah dan Kepala BNPB," tegas Gibran.
Tak hanya janji, Gibran juga datang membawa bantuan langsung. Paket berisi alat mandi, makanan, hingga mainan anak-anak dibagikan, mencoba mengobati sedikit luka para korban.
Curhatan Paling Menohok: "Banyak Pengembang Itu Drainase Ditutup!"
Di tengah dialog itu, seorang warga dengan berani menyuarakan apa yang mungkin jadi keresahan banyak orang Bali. Ia tidak hanya bicara soal bantuan, tapi soal akar masalahnya.
"Banyak pengembang itu drainase ditutup dari bekas proyek," keluh warga tersebut.
Curhatan ini seolah menjadi "tamparan" keras. Di saat pemerintah menyoroti curah hujan ekstrem dan sampah, warga di lapangan justru merasakan langsung dampak dari pembangunan yang diduga tidak terkendali. Pesannya jelas: bencana ini bukan murni karena alam, tapi juga ada campur tangan kelalaian manusia.
Potret Bencana yang Melumpuhkan Pulau Dewata
Kunjungan Gibran ini terjadi di tengah salah satu bencana hidrometeorologi terparah yang pernah melanda Bali. Ini dia potretnya:
Skala Bencana: Lebih dari 120 titik banjir dan belasan titik longsor tersebar di tujuh kabupaten/kota. Denpasar jadi yang paling parah dengan 81 titik banjir.
Korban Jiwa: Data sementara dari BNPB menyebutkan 14 warga meninggal dunia dan 2 orang masih dalam pencarian. Korban datang dari berbagai latar belakang, dari ibu hamil hingga warga yang terseret arus.
Kerugian: Ratusan rumah terendam, pasar-pasar utama seperti Pasar Badung porak-poranda, dan infrastruktur vital lumpuh.
Status Darurat: Pemprov Bali sudah menetapkan status darurat bencana selama tujuh hari untuk mempercepat proses penanganan.
PR Besar di Balik Bantuan
Kehadiran Gibran dan bantuan yang ia bawa tentu menjadi suntikan semangat bagi para korban. Tapi, curhatan warga soal "drainase yang ditutup" menjadi PR besar yang sesungguhnya.
Bantuan darurat memang penting, tapi solusi jangka panjang untuk mengatasi tata ruang dan pembangunan yang serampangan jauh lebih krusial. Jika tidak, Bali yang indah ini akan terus dihantui oleh ancaman bencana yang sama setiap kali musim hujan tiba.