kolom
Mitos vs Fakta: Benarkah Mahasiswa yang Modis Itu Tertekan?

Yoursay.id - Di hari pertama kuliah semester lalu, saya datang dengan hoodie favorit, celana jeans yang mulai pudar, dan sepatu yang sudah menemani sejak SMA. Saya pikir itu cukup. Sampai saya melewati koridor kampus dan melihat teman-teman yang tampil seperti keluar dari katalog majalah fashion.
Sejak itu, saya mulai bertanya benarkah tampil modis itu berarti percaya diri dan bahagia? Atau jangan-jangan, ada beban lain yang tersembunyi di balik outfit yang terlihat sempurna itu?
Anggapan ini sudah lama hidup di lingkungan kampus. Kita cenderung melihat mahasiswa yang tampil modis sebagai sosok yang rapi, terencana, dan siap menghadapi apapun. Bahkan tak jarang, ada kesan bahwa mereka lebih "siap sukses" dibanding yang tampil sederhana.
Di media sosial, konten tentang gaya berpakaian kuliah, haul belanja mingguan, dan outfit-of-the-day bertebaran di mana-mana. Semuanya membentuk satu narasi yaitu semakin modis kamu tampil, semakin baik citramu sebagai mahasiswa. Padahal, belum tentu.
Tidak sedikit yang berdandan bukan karena ingin, melainkan karena merasa harus. Harus terlihat menarik, harus masuk tren, harus dianggap "pantas" dilihat. Dari luar tampak percaya diri, dari dalam bisa jadi penuh tekanan.
Saya punya teman yang selalu tampil keren tiap masuk kelas. Dari luar, ia terlihat percaya diri, selalu rapi, dan modis. Tapi suatu hari, saat sedang nugas bareng, ia bilang pelan “Kadang gue pengin kuliah pakai kaos doang, tapi kayak… malu sendiri dan ga etis aja.” Saya hanya diam. Kadang kita terlalu keras menilai diri sendiri hanya karena takut dinilai orang lain dan tidak semua yang terlihat sempurna benar-benar bahagia.
Di sisi lain, tak sedikit mahasiswa yang mulai merasa penat dengan standar penampilan. Harus pakai ini, harus beli itu, harus ganti gaya biar enggak ketinggalan tren. Padahal, kadang baru gajian aja belum. Tapi demi tidak kelihatan “nggak level,” apa pun dijabanin.
Fenomena ini sesusai dengan pernyataan dari Stefan Stieger Ph.D. Psychology Today, keterpaparan intens terhadap media sosial dapat berdampak langsung pada kepuasan terhadap penampilan.
Lebih lanjut, dalam artikel terbarunya di tahun 2025, Psychology Today juga mengingatkan bahwa media sosial memperkuat kebiasaan membandingkan visual, yang bisa memicu kecanduan dan gangguan tidur. Dua hal ini tentu nggak sepele, karena bisa berdampak langsung pada kesehatan mental.
Tidak heran kalau akhirnya tekanan ini meluas. Survei Ipsos Global Health Service Monitor 2023 menunjukkan bahwa kesehatan mental kini menjadi kekhawatiran utama di dunia. Sementara di kalangan mahasiswa, survei lainnya dari Ipsos menemukan bahwa lebih dari separuh mahasiswa pernah menerima layanan bantuan psikologis, dan sebagian aktif menggunakan fasilitas kampus untuk menjaga mental mereka.
Kita hidup di era di mana algoritma tahu selera kita lebih baik dari pacar kita sendiri. Lihat satu konten OOTD, lalu isinya jadi banjir seperti jaket trendi, sneakers langka, rok yang cocok buat kafe estetik. Pelan-pelan, muncul suara kecil di kepala “Gue harus punya juga, nih.”
Di situlah dimulai budaya pembandingan. Kita jadi berpikir kalau orang lain bisa tampil keren tiap hari, kenapa kita enggak? Padahal, bisa jadi mereka juga sedang pura-pura kuat di balik layar.
Lucunya, mahasiswa yang tampil sederhana justru sering dicap “nggak niat kuliah.” Padahal, bisa jadi mereka lebih damai dengan dirinya sendiri. Mereka tidak sibuk mikirin looks, tapi fokus sama isi kepala. Ironis, ya?
Saya tidak sedang mengajak untuk anti-fashion. Jelas tidak. Saya juga punya hari di mana pengin tampil rapi, biar nggak kelihatan kayak belum mandi. Tapi ada batas yang harus dijaga, kapan gaya itu jadi ekspresi diri, dan kapan ia berubah jadi tekanan?
Kalau gaya bikin kita stres, terus-menerus membandingkan diri, bahkan merogoh kantong melebihi kemampuan, mungkin bukan gaya kita yang salah. Mungkin, kita hanya sedang lupa kalau validasi terbaik bukan dari likes, tapi dari rasa cukup dalam diri sendiri.
Jadi, kalau kamu hari ini berangkat kuliah dengan hoodie lama dan sepatu yang sudah pudar, santai saja. Kamu tidak sendirian. Dan siapa tahu, kamu justru lebih jujur pada diri sendiri daripada mereka yang tampil sempurna tapi diam-diam cemas tiap malam.