Hobi
Kerap Jatuh saat Balapan, Joan Mir Makin Akrab dengan Gravel dan Marshal

Yoursay.id - Kiprah Joan Mir bersama Honda sejak kepindahannya pada tahun 2023 belum juga menunjukkan tanda-tanda kemajuan.
Setelah Suzuki memilih mundur dari MotoGP pada akhir musim 2022, Mir memutuskan untuk bergabung dengan Repsol Honda, dengan harapan dapat mempertahankan eksistensinya sebagai pembalap papan atas. Namun, realita yang ia hadapi jauh dari ekspektasi awal.
Melihat data yang ada di situs resmi MotoGP, motogp.com, Musim pertamanya bersama Honda pada 2023 tampaknya sudah berjalan tidak sesuai dengan harapan.
Dari total 20 seri yang ia jalani, Mir hanya mampu menyelesaikan 12 balapan saja, sementara 8 lainnya berakhir dengan kegagalan finis karena terjatuh atau masalah lain.
Hasil akhir musim itu menempatkannya di peringkat 22 klasemen pembalap, posisi yang tentu saja mengecewakan bagi seorang pembalap yang pernah meraih gelar juara dunia.
Memasuki musim 2024, Mir berharap bisa bangkit dan memperbaiki catatan buruknya. Namun, kenyataan berkata lain. Meski performanya sedikit membaik, hasil akhirnya tidak terlalu berbeda jauh dari musim sebelumnya.
Dia mengakhiri musim di urutan ke-21 klasemen akhir dengan hanya mengumpulkan 21 poin. Dari 20 balapan yang dijalaninya, Mir hanya berhasil menyelesaikan 10 balapan.
Ironisnya, hanya tujuh di antaranya yang berhasil memberinya poin. Pembalap asal Spanyol ini pun belum pernah sekalipun merasakan podium bersama Honda sejak pertama kali bergabung.
Tahun ini, yaitu musim 2025, sempat membawa angin segar baginya. Mir berhasil meraih hasil terbaiknya selama berseragam Honda dengan finis di posisi tujuh pada balapan utama GP Aragon.
Hasil itu seolah memberi sedikit harapan bahwa performanya akan segera membaik. Selain di Aragon, ia juga mencatatkan finis di zona poin pada beberapa seri lainnya, total tujuh balapan berhasil ia tuntaskan dengan membawa pulang poin.
Sayangnya, masalah lama Mir kembali menghantuinya. Ia masih sering kehilangan kendali atas motor RC213V milik Honda. Akibatnya, musim ini dia pun kembali banyak mencatat DNF.
Bahkan dalam tiga balapan terakhir di Belanda, Jerman, dan Ceko, Mir gagal menyelesaikan balapan. Di GP Belanda dan GP Amerika sebelumnya, nasib buruknya semakin lengkap karena gagal finis di sprint race maupun main race pada akhir pekan tersebut.
Situasi ini tentu menjadi tekanan mental tersendiri bagi Mir. Dari seorang pembalap yang mampu meraih gelar juara dunia pada 2020 bersama Suzuki, kini ia seolah kehilangan pamor di lintasan.
Bukan karena bakatnya memudar, Mir da5ang ke Honda saat motor Honda sendiri sedang mengalami penurunan performa drastis.
Motor RC213V yang dulu begitu ditakuti di era kejayaan Marc Marquez kini justru menjadi momok menakutkan bagi pembalapnya sendiri karena sulit dikendalikan dan tidak kompetitif melawan Ducati, KTM, maupun Aprilia.
Bagi Joan Mir, ini menjadi tantangan terbesar sepanjang karier balapnya. Ia dituntut untuk tetap sabar dan tegar di tengah keterpurukan Honda.
Banyak yang menilai, jika Honda tak segera berbenah, Joan Mir bisa saja memilih untuk hengkang ke tim lain. Namun, sejauh ini Mir tetap berusaha sebaik mungkin dan yakin bisa membantu timnya bangkit, meski jalan menuju ke sana masih panjang dan penuh rintangan.
Menjadi pemenang di lintasan adalah impian semua pembalap, tapi tampaknya bagi seorang Joan Mir, bisa menyentuh garis finis tanpa ada masalah apa pun adalah target pertama yang harus dicapai agar tidak makin akrab dengan marshal dan gravel.
Di sisi lain, kontrak Joan Mir dengan Honda masih berlaku hingga akhir musim 2026. Kira-kira setelah kontrak ini usai, apakah Mir mau bertahan di pabrikan Jepang tersebut?