ulasan
Review Film Smurfs: Petualangan Baru dan Sihir yang Nggak Lekang Oleh Zaman

Yoursay.id - Sejak 18 Juli 2025, siapa sangka, para Smurf kembali hadir di layar lebar Indonesia dengan kejutan yang manis dan penuh warna.
Setelah sekian dekade jadi ikon budaya pop dengan petualangan-petualangan klasik yang merangsang imajinasi anak-anak (dan juga nostalgia orang dewasa), Film Smurfs yang tayang di bioskop Indonesia sejak 18 Juli 2025, kali ini menyuguhkan sesuatu yang segar banget.
Disutradarai Chris Miller, film animasi berdurasi ±92 menit ini nggak hanya menampilkan Smurfette versi suara Rihanna (penyanyi ternama), yang juga duduk di kursi produser, tapi juga memperkenalkan sejumlah elemen baru yang memperkaya semesta para makhluk biru ini.
Sejak pertama kali diciptakan komikus Belgia, Peyo, pada tahun 1958, dunia Smurf benar-benar menarik sampai sekarang. Tiap karakternya dinamai berdasarkan sifat mereka lho. Misalnya, Lazy, Grouchy, Brainy, dan tentu saja Smurfette yang satu-satunya perempuan.
Namun, dalam film ini, kita (penggemar maupun sinefil) disambut dengan kejutan, yakni munculnya dua Smurf baru bernama Ken dan Ron.
Yes, nama-nama manusia biasa! Mereka nggak sebatas cameo lucu lho, tapi benar-benar bagian dari mitologi baru dan bahkan jadi pusat cerita.
Hmmm … menarik, ya? Kali ini berkisah tentang apa sih? Yuklah kepoin bareng!
Ken (disuarakan Nick Offerman) adalah saudara dari Papa Smurf (John Goodman), dan Ron (Kurt Russell) muncul dalam kilas balik sebagai saudara ketiga. Mereka tuh punya hubungan yang kuat dan jadi kunci dalam konflik utama film.
Film ini dibuka dengan alunan musik klasik ala Hanna-Barbera, yang dengan cepat berubah jadi lagu catchy Tyla diiringi tarian gaya Busby Berkeley.
Seriusan deh, fun banget! Energinya segar dan penuh semangat,
Nah, Smurfette (Rihanna) bersama Papa, Clumsy, Brainy, kembali tampil dengan gaya khas mereka. Namun, spotlight utama jatuh pada karakter baru bernama No Name (James Corden), yang sedang mengalami krisis identitas karena belum menemukan ‘sifat khasnya’, sehingga belum mendapatkan nama Smurf-nya.
Ketika No Name pergi ke hutan dan menyanyikan keluh kesahnya, dia tiba-tiba mendapatkan kekuatan magis untuk memancarkan sinar dari tangannya. Satu kejadian yang kemudian menarik perhatian Razemel, saudara dari Gargamel (keduanya disuarakan JP Karliak) yang sedang berburu buku sihir terakhir yang dimiliki Papa Smurf.
Makin menarik, ya?
Nah, selang beberapa waktu, Papa Smurf diculik dan disiksa untuk mengungkapkan lokasi buku terakhir. Maka dimulailah petualangan menyelamatkan Papa. Ken, Smurfette, dan No Name, dalam perjalanan yang nggak hanya seru tapi juga kaya dimensi.
Seru banget deh! Tontonlah di bioskop kalau nggak mau kena spoiler lebih banyak lagi!
Gimana ya menjelaskan detail pengalaman nontonku? Campur aduk deh. Ya, soal film ini tuh nggak sebatas hiasan visual. Tiap dunia punya gaya, humor, dan atmosfer sendiri yang membuat film ini terasa lebih variatif dan nggak monoton.
Di tengah semua kekacauan dan aksi, ada satu pesan yang disampaikan dengan lembut. Apa itu? ‘Jangan pernah menganggap kebaikan sebagai kelemahan!’
Betewe, naskah film ini ditulis Pam Brady, yang sebelumnya nulis skrip buat Film Ruby Gillman. Dan bagiku, naskahnya kali ini berhasil menyeimbangkan humor anak-anak dan sindiran halus yang bisa dinikmati orang dewasa.
Bagaimana dengan ending-nya? Ya, sosok No Name pada akhirnya menemukan siapa dirinya. Namun, aku nggak akan membongkar lebih dalam lagi karena akan lebih ngena kalau Sobat Yoursay nonton langsung. Ups.
Selamat nonton, ya!
Skor: 4/5